Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov sudah meminta kepada semua pemkab/pemkot di Jawa Tengah, untuk mengambil tindakan tegas berupa penutupan pasar maupun pusat perbelanjaan lain jika pengelola tidak mematuhi protokol kesehatan. Hal itu dilakukan, berdasarkan kasus pengetesan di Pasar Kobong terhadap pedagang dan pembeli dengan Rapid Test dan hasilnya reaktif.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan mendekati hari Lebaran bukannya kesadaran kesehatan masyarakat meningkat, tetapi malah menyepelekan adanya wabah COVID-19. Masyarakat semakin ramai datang ke pasar, dan membeli kebutuhan menjelang Lebaran.
Ganjar menjelaskan, semakin ramainya pasar dan pusat perbelanjaan menjelang hari raya harus menjadi perhatian para bupati/wali kota di Jateng. Sehingga, perlu segera diambil tindakan pengetatan protokol kesehatan.
Menurutnya, jika situasi semakin membahayakan maka para bupati/wali kota bisa melakukan penutupan terhadap pusat perbelanjaan atau pasar tersebut.
“Kita terjadi peningkatan. Semarang saja di Pasar Kobong ada 26 positif, dan ternyata dari Demak. Sehingga apa, orang-orang OTG-nya banyak. Saya khawatir kita tidak bisa melakukan pengecekan. Namun saya juga pesan pada bupati/wali kota semuanya, agar dalam dua hari ini selalu waspada. Akan banyak kerumuman masyarakat,” kata Ganjar, Jumat (22/5).
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, di Kota Semarang terjadi lonjakan kasus positif COVID-19. Peningkatan kasus ini harus menjadi perhatian serius dari Pemkot Semarang, untuk segera mengambil tindakan tegas.
“Tidak hanya mal dan pasar yang jadi perhatian, tapi saat hari Lebaran besok juga harus dikawal betul. Keputusan sudah diambil, bahwa salat Idul Fitri dilakukan di rumah saja dan saya berharap semuanya bisa mematuhi,” pungkasnya. (Budi Aris)