Akibat Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Jateng Diprediksi Merosot

Bank Indonesia Jateng

Semarang, Idola 92,6 FM – Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dipastikan mengalami penurunan, dan hal tersebut diakibatkan virus Korona yang memukul seluruh sektor usaha di dalam negeri. Pemprov Jateng bersama Bank Indonesia menyebut, pertumbuhan ekonomi provinsi ini hanya 2,8 persen dan jauh dari target proyeksi awal di angka 5,8 persen.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan rontoknya sejumlah sektor perekonomian karena pandemi COVID-19, harus dipahami semua pihak di Tanah Air. Tidak hanya pemerintah saja, tetapi juga para pelaku usaha dan pekerja.

Ganjar menjelaskan, pemerintah sudah menyiapkan skenario yang bisa dipakai untuk menyelamatkan ekonomi dalam negeri. Sehingga, baik pelaku usaha dan pekerja tidak terlalu mengalami pukulan yang telak.

“Ekonomi kita tidak terlalu bagus, ke depan pasti juga tidak terlalu bagus. Makanya, kita minta relasi antara buruh dengan pengusaha betul-betul bisa memahami suasana ini. Kalau tidak, tidak ada yang bisa menolong. Maka, dari perusahaan garmen yang biasanya buruhnya cukup banyak ini penting untuk dilakukan komunikasi yang intens. Pemerintah akan memfasilitasi,” kata Ganjar, Selasa (28/4).

Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

Sementara Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Soekowardojo menambahkan, memang kondisi perekonomian di tengah pandemi masih memburuk. Banyak sektor terdampak karena COVID-19, dan telah membuat koreksi semakin dalam pada proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, proyeksi penurunan kegiatan ekonomi telah dikonfirmasi beberapa survei yang dilakukan BI.

“Ekonomi 2020 dengan mengacu pada data dan kondisi sekarang merujuk Maret itu, akan lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi 2019 kemarin. Pertumbuhannya tidak lebih antara 4,1 persen sampai 5,1 persen,” ujar Soekowardojo.

Soekowardojo, Kepala Perwakilan BI Jateng
Soekowardojo, Kepala Perwakilan BI Jateng.

Diketahui, sektor-sektor yang terdampak COVID-19 di Jateng ada 11 sektor teridentifikasi. Di antaranya adalah sektor pariwisata, industri dan investasi serta perdagangan. (Bud)

Ikuti Kami di Google News