Benarkah Iklim Tropis Turut Menghambat Penyebaran Virus Corona Covid-19?

Iklim Tropis dan Covid-19

Semarang, Idola 92.6 FM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan analisis tentang pengaruh cuaca dan iklim dalam penyebaran penyakit Covid-19 di Indonesia. Analisis dilakukan bersama 11 doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Matematika, didukung Guru Besar dan Doktor di Bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kajian dilakukan dengan analisis statistik, pemodelan matematis, dan studi literature. Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, hasil kajian menunjukkan adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah Covid-19, sebagaimana disampaikan dalam penelitian Araujo dan Naimi (2020).

Berdasarkan penelitian, sebaran kasus Covid-19 pada saat outbreak gelombang pertama, berada pada zona iklim yang sama, yaitu pada posisi lintang tinggi wilayah subtropis dan temperate. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.

Dwikorita menambahkan, penelitian Chen et. al. (2020) dan Sajadi et. al. (2020) menyatakan bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8-10 derajat celsius dan kelembapan berkisar 60-90 persen. Artinya, dalam lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembapan yang tinggi merupakan kondisi lingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus Covid-19. Para peneliti tersebut menyimpulkan, kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi Covid-19.

Lantas, bagaimana sesungguhnya hasil kajian tentang pengaruh cuaca dan iklim dalam penyebaran penyakit Covid-19 di Indonesia? Dengan hasil kajian ini, apa masukan dan rekomendasi BMKG pada pemerintah? Mendiskusikan ini, radio Idola Semarang mewawancara Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karnawati. (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Ikuti Kami di Google News