Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah sudah meminta kepada semua rumah sakit, untuk memerhatikan pengelolaan limbah medisnya dengan benar dan aman. Terlebih lagi, limbah dari rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan sejak mewabahnya virus Korona di wilayah Indonesia, akan diiringi dengan meningkatnya jumlah limbah medis di rumah sakit yang menangani pasien virus Korona. Hal itu hampir serupa dengan kejadian kasus Antraks, SARS dan MERS.
Ganjar menjelaskan, rumah sakit rujukan yang menangani pasien terpapar virus Korona harus mengelola limbah medisnya secara khusus. Mulai dari tempat pembuangannya, sampai dengan proses pengolahannya.
Menurutnya, penyedia jasa pengolahan limbah medis rumah sakit juga harus profesional memerlakukan limbah tersebut. Jangan sampai bocor, ataupun ada pemulung yang masuk memunguti barang seperti masker.
“Nah, tinggal kita mendisiplinkan dan melakukan kontrol agar kemudian tidak bocor. Makanya, harus disiapkan betul-betul kontrol ini agar tidak bocor. Ya kalau kemudian dimusnahkan di sana, tapi kalau kemudian dibersihkan lagi dan sebagainya atau digunakan lagi kan berbahaya. Saya dapat kiriman video, ada pemulung yang memunguti masker. Maka saya tanya ke dokter, pengolahannya bagaimana? Sebaiknya digunting,” kata Ganjar, Sabtu (4/4).
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dari hasil laporan yang ada saat ini belum ada kendala terkait dengan pengolahan limbah medis di rumah sakit. Artinya, semua rumah sakit rujukan COVID-19, masih bisa mengolah limbahnya dengan baik.
“Kita jangan sampai kecolongan nantinya, jika kondisi semakin memburuk. Kita tangani betul, jangan sampai bocor,” pungkasnya. (Bud)