Semarang, Idola 92,6 FM – Jawa Tengah mencatatkan angka kematian akibat terpapar virus Korona sebanyak 18 kasus, dan empat korban di antaranya berusia di bawah 50 tahun. Sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal dunia itu, memiliki penyakit bawaan.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan dari hasil catatan medis yang dilaporkan secara lisan, kebanyakan pasien COVID-19 yang meninggal dunia itu memiliki penyakit bawaan. Termasuk, sebagian besar memiliki riwayat perjalanan dari daerah episentrum virus Korona di Indonesia maupun luar negeri.
Ganjar menjelaskan, ada beberapa pasien yang meninggal dunia itu saat dibawa pulang ke Jateng dan dirawat di rumah sakit sudah dalam kondisi sakit. Sehingga, belum ada sepekan dirawat sudah tidak tertolong lagi.
“Enggak juga. Sebenarnya ada banyak yang mereka umpama kejadian baru datang dari luar negeri. Sebenarnya sudah sakit di sana, terus dibawa ke sini meninggal. Itu contoh saja. Jadi, kita tidak pernah tahu soal kondisinya seperti apa. Tapi, kalau kita lihat yang sembuh itu ternyata juga sebenarnya variannya cukup banyak. Yang sembuh itu, sebenarnya orangnya sehat tidak ada penyakit bawaan. Kalau dari sisi penanganan dan sebagainya, sebenarnya relatif hampir sama,” kata Ganjar, Sabtu (4/4).
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, pemprov sejak kali pertama kasus COVID-19 ditemukan di Jateng sudah mulai mencatat. Termasuk, pasien yang kemudian meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit.
“Kita sempat kaget tadi membacanya, tiba-tiba ada angka 11 kasus meninggal yang dimasukkan. Makanya, setelah diclearance itu tidak ada kasus meninggal langsung 11 orang. Itu akumulatif,” jelasnya.
Pemprov, lanjut Ganjar, selalu menerima laporan perkembangan penanganan COVID-19 secara berkala dan real time dari jajarannya. Baik itu penambahan orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan kasus positif serta yang meninggal dunia. (Bud)