Semarang, Idola 92,6 FM – PMI Jawa Tengah akan responsif dan aktif melayani masyarakat, terkait dengan penanganan penanggulangan bencana alam di provinsi ini. Hal itu tertuang dalam Musyawarah Kerja (Muker) evaluasi 2019 dan rencana kerja 2020yang diikuti seluruh PMI kabupaten/kota, belum lama ini.
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Jateng Sarwa Pramana mengatakan selama ini PMI telah responsif, di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat saat terjadi bencana alam. Baik yang ada di wilayah Jateng, maupun di luar Jateng.
Sarwa menjelaskan, kiprah PMI dalam penanggulangan bencana selalu mendapat perhatian dan apresiasi dari Pemprov Jateng. Oleh karena itu, untuk antisipasi penanganan dan penanggulangan bencana pihaknya melibatkan anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat).
Sebab, lanjut Sarwa, BMKG sudah memberikan peringatan bahwa musim hujan terjadi sampai Maret 2020 dan puncak hujan terjadi pada Februari 2020. Sementara curah hujan, antara 200-500 milimeter.
“Kita diwarning oleh BMKG untuk antisipasi banjir dan longsor, karena salah satu tupoksi PMI adalah membantu dalam bidang penanggulangan bencana. Kita juga secara internal di jajaran PMI, sudah rapat koordinasi. Kami beserta pengurus telah sidak di 35 kabupaten/kota, terkait dengan kesiapan posko. Saat ini, di PMI di 35 kabupaten/kota sudah membentuk posko yang buka selama 24 jam. Yang sudah ada Sibat, mereka melibatkan Sibat. Sibat itu Siaga Bencana Berbasis Masyarakat,” kata Sarwa, Jumat (24/1).
Lebih lanjut Sarwa menjelaskan, pada saat terjadi bencana alam, maka PMI akan berkoordinasi dengan BPBD setempat. Sebab, leading sector bencana ada di BPBD.
“Pembagian tugas nanti di BPBD, dan PMI siap ditugaskan. Karena, PMI memiliki spesialisasi tugas, yang bisa dijabarkan di lapangan saat terjadi bencana,” tandasnya. (Bud)