Semarang, Idola 92.6 FM – Pagi tadi sekitar jam 7 sampai 8, arus lalu lintas di jalan Raya Kaligawe tersendat, imbas dari rob yang menggenang di kawasan itu. Ketersendatan terjadi karena volume kendaraan yang melintas cukup tinggi. Namun, pantauan pada jam 10.30 WIB, arus lalu lintas sudah mulai lancar karena volume kendaraan sudah tidak sepadat tadi pagi. Namun, genangan rob masih terlihat, jadi siap siap bagi anda yang akan melintas kawasan Jalan Kaligawe dari arah Genuk. Rob terpantau di sekitar pertigaan Genuk.
Menurut data dari BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, rob memang masih akan terjadi hingga akhir bulan Mei ini. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, Retno Widyaningsih menyatakan, berdasarkan pengamatan menyatakan puncak pasang air laut atau sering disebut rob akan terjadi dua kali di bulan Mei.
“Kota Semarang bulan ini diprediksi mengalami dua kali pasang. Yakni, pada bulan Mei, dimana puncak rob terjadi tanggal 9-16 pada pukul 10.00-17.00 WIB. Lalu pada tanggal 24-30 Mei diwaktu yang sama pula,” katanya di Semarang, Jumat (13/5).
8.45 : Pagi ini #rob masih terpantau di Kaligawe, lalu lintas tersendat akibat kendaraan menghindari rob.(P. Ben) pic.twitter.com/6uwTUFglge
— Radio Idola Semarang (@idolasemarang) May 27, 2016
Fenomena rob adalah kondisi yang sering terjadi di wilayah pesisir, tidak luput juga dialami Kota Semarang. Bahkan rob beberapa hari ini yang terjadi terlihat lebih tinggi dari rob yang pernah terjadi sebelumnya di Semarang. Dari pantauan beberapa hari ini, fenomena rob di kawasan Kaligawe dan Genuk dan beberapa daerah lainnya di Semarang menyebabkan gangguan aktivitas bagi masyarakat. Kondisi rob yang terjadi pada siang sampai sore hari berdampak pada kegiatan masyarakat seperti lalu lintas kendaraan.
Menginformasikan soal rob, Retno menambahkan, berdasarkan pengamatan puncak rob setiap tahunya berada pada bulan April sampai Juni.
Penjelasannya, rob terjadi karena gaya gravitasi dari benda-benda langit seperti matahari dan bulan. Pada bulan Mei, terang Retno, jarak antara bumi terhadap benda langit berada pada jarak paling dekat. Dalam kondisi ini, Kota Semarang juga menjadi salah satu wilayah yang menghadap langsung ke benda langit yang dimaksud.
“Semarang menghadap langsung dengan Matahari, karena daya gravitasi inilah yang mempengaruhi tinggi rendahnya rob,” pungkasnya. (Diaz Abidin/Heri CS)