Bagaimana Mengoptimalkan Momentum Peningkatan IPM Indonesia, bagi Perbaikan Kualitas SDM Kita?

IPM Ilustrasi

Semarang, Idola 92.6 FM-Pertama kali dalam sejarah, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berhasil masuk kategori tinggi. Namun, banyak daftar pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Kesenjangan akses dan layanan dasar masih menjadi momok yang menahan Indonesia maju lebih cepat.

Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2018 itu diumumkan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dalam Peluncuran Laporan Indeks Pembangunan Manusia UNDP di Jakarta Selasa (10/12/2019) lalu.

Nilai IPM Indonesia pada 2018 mencapai 0,707, naik ketimbang tahun sebelumnya 0,694. Sebuah negara dikelompokkan dalam IPM tinggi jika nilainya minimal 0,700. Laporan UNDP menjelaskan, kenaikan IPM Indonesia adalah hal alami sebagai konsekuensi berkembangnya pemberian akses layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan.

Untuk peringkat, IPM Indonesia tahun ini berada di peringkat ke-111 dari 189 negara, naik lima peringkat ketimbang 2017. Namun, negara dengan urutan peringkat ke-100 hingga ke-120 sejatinya tidak memiliki perbedaan signifikan. Kesenjangan masih menjadi penyakitnya. Sebab, memang sudah ada penambahan akses, tetapi belum mencakup 100 persen masyarakat.

Lantas, mencermati Peningkatan IPM Indonesia yang dinilai masih ada pelambatan, bagaimana mengoptimalkan momentum peningkatan IPM Indonesia bagi Perbaikan Kualitas SDM Kita? Hal Apa saja yang perlu dikeroyok bersama untuk ekselerasinya? Selama ini di mana hambatannya–mengingat dalam bentang waktu sejak tahun 70-an/ indeks Indonesia cenderung dilampaui negeri serumpun? Percepatan seperti apa yg mesti kita tempuh? Atau, bagaimana mengakselerasi peningakatan tersebut?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro (Direktur SDM dan Pengembangan Kapasitas pada Komite Percepatan Pernyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)) dan Prof Ari Kuncoro (Rektor Universitas Indonesia (UI)). (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Ikuti Kami di Google News