Mencermati Hasil PISA 2018, Evaluasi dan Terobosan Apa yang Mesti Dilakukan?

Kualitas Pendidikan Menurun
(Grafis: detik.com)

Semarang, Idola 92.6 FM – Hasil laporan Program for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan, Indonesia berada di urutan 10 terbawah dari 77 negara dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. Skor Indonesia pada ketiga bidang itu masing-masing 371, 379, dan 396. Jauh di bawah skor rata-rata PISA adalah 487–489.

Dari enam negara Asia Tenggara yang mengikuti PISA, yakni Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Indonesia, dan Filipina, Indonesia hanya unggul dari Filipina dalam ketiga bidang itu. Tertinggi adalah Singapura yang berada pada urutan kedua dari seluruh negara peserta.

(Grafis: detik.com)

Menurut Direktur Eksekutif Center for Education Regulation & Development Analysis, Indra Charismiadji, hasil tersebut tidak beranjak sejak Indonesia mengikuti PISA pada tahun 2000. Hasil ini dinilai tidak sebanding dengan ribuan triliun uang yang sudah dihabiskan untuk pendidikan selama ini. Angkanya dari urusan membaca saja dari 2000 sampai 2018 ternyata tidak ada perkembangan sama sekali. Padahal anggaran pendidikan itu sudah ribuan triliun dari APBN, belum dari APBD, lalu dana masyarakat karena masih banyak yang sekolah di sekolah swasta, ditambah lagi dengan banyaknya anak yang ikut bimbel.

Menurut Indra, harusnya hasil PISA yang sudah bertahun-tahun dijadikan wakeup call bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, seperti yang dilakukan negara-negara lain. Namun, selama ini pemerintah tidak pernah melakukan hal tersebut. Bahkan, Indra menegaskan, pemerintah tidak pernah mengambil kebijakan di bidang pendidikan yang berdasarkan laporan PISA selama 18 tahun ikut serta. Dia menilai laporan PISA selama ini diabaikan. Lantas, berpijak dari hasil ini—apa yang mestinya dievaluasi dan dilakukan dunia pendidikan kita? Mendiskusikan ini, radio Idola Semarang mewawancara Direktur Eksekutif Center for Education Regulation & Development Analysis Indra Charismiadji. (Heri CS)

Berikut wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News