DLHK Jateng Sebut Luasan Hutan Yang Terbakar Sepanjang Musim Kemarin 1.100 Hektare

Teguh Dwi Paryono
Teguh Dwi Paryono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng.

Semarang, Idola 92.6 FM – Kebakaran hutan maupun di sekitar lereng gunung yang ada di wilayah Jawa Tengah sepanjang musim kemarau, luasannya mencapai 1.100 hektare. Tersebut di sejumlah wilayah, dan paling banyak yang terjadi adalah kebakaran savana mengering.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan dari seluruh luasan hutan yang terbakar itu, hampir 90 persen karena faktor kesengajaan atau dari manusia. Baik karena sengaja membakar hutan untuk membuka lahan, ataupun membuang puntung rokok dan meninggalkan jejak api unggun yang belum padam.

Menurutnya, api yang cepat membesar itu disebabkan karena tiupan angin kencang di musim kemarai dan tidak terpantau petugas pengawas lapangan.

Teguh menjelaskan, beberapa lereng gunung di Jateng yang terbakar itu di antaranya adalah Gunung Merbabu. Luasan lahan yang terbakar di lereng Gunung Merbabu sudah mencapai 468 hektare, dan cukup sulit untuk dipadamkan.

“Dan Jawa itu sebetulnya yang terjadi bukan karena alam, tapi karena faktor kelalaian dari manusia. Tanaman yang terbakar itu musiman, dan yang perlu diingat yang terbakar memang sebagian besar adalah savana atau padang rumput yang kering dan mudah terbakar. Dan memang, ada sebagian hutan pinus. Kenapa terbakarnya lama? Karena pinus punya sifat menghasilkan minyak Gondorukem,” kata Teguh, kemarin.

Dari kejadian kebakaran hutan di Jateng, lanjut Teguh, seorang warga meninggal dunia karena terjebak kobaran api. Warga di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten itu tewas di pekarangan rumahnya karena tidak bisa menyelamatkan diri saat kawasan perbatasan hutan terbakar.

“Bapak-bapak itu sudah tua, dan saat kejadian sedang membersihkan pekarangan rumah dengan cara membakar sampah. Karena tidak tahu terjadi kebakaran, dia akhirnya terjebak dari kobaran api,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News