Semarang, Idola 92.6 FM – Adanya kepala sekolah di Jawa Tengah yang terindikasi terpapar jaringan radikalisme, saat ini sedang dalam tahap pembinaan untuk kembali ke jalan yang benar.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan bagi para kepala sekolah yang dibina mau untuk kembali, maka akan terus dipantau perkembangannya. Sedangkan yang sudah tidak bisa dibina, maka akan diambil tindakan sembari berkoordinasi dengan aparat kepolisian.
Menurutnya, sekolah harus menjadi tempat yang dibereskan mengenai ideologi. Karena, banyak laporan yang masuk jika paham radikalisme banyak dilakukan secara masif di sekolah.
Ganjar menjelaskan, ada dua hal yang menjadi fokus dalam meluruskan ideologi keliru. Salah satunya, dengan mengajak semua organisasi keagamaan untuk meluruskan ideologi yang melenceng.
“Beberapa sudah melapor ke saya, bagaimana pelajaran agama itu diberikan. Dari beberapa riset menyebut, bahwa jalur pendidikan itu dipakai. Maka, pelajaran-pelajaran agama yang disampaikan itu perlu kita perhatikan juga, agar tidak diselewengkan. Kita harus kembalikan ke jalan yang benar, dan kita ajak organisasi keagamaan,” kata Ganjar, belum lama ini.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, partisipasi dari masyarakat ikut memantau paham radikalisme juga perlu dilibatkan. Karena, hal itu bagian dari kepedulian kepada bangsa dan negaranya.
Sedangkan bagi aparatur sipil negara (ASN) yang terpapar paham radikalisme, jelas Ganjar, diminta untuk mengundurkan diri.
“Sumpah janji menjadi PNS diingat lagi, kita ini memberi pelayanan kepada masyarakat. Kami sudah menemukan dari jejak digital, ada yang terpapar paham radikalisme. Jadi, silakan baik-baik mundur saja,” pungkasnya. (Bud)