Semarang, Idola 92.6 FM – Upaya meningkatkan penjualan elpiji nonsubsidi di kalangan masyarakat terus dilakukan Pertamina MOR IV, karena selama ini penjualannya masih belum optimal. Sebab, masih banyak masyarakat yang mengonsumsi elpiji bersubsidi atau elpiji ukuran tiga kilogram.
General Manager Pertamina MOR IV, Iin Febrian mengatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah cara untuk meningkatkan penjualan elpiji nonsubsidi di tengah masyarakat. Mulai dari program diskon sampai dengan trade in, atau penukaran tabung elpiji subsidi ke nonPSO.
Iin menjelaskan, upaya yang saat ini sedang coba dirintis adalah penjualan elpiji nonsubsidi dengan merangkul Rumah Pangan Kita (RPK) milik Perum Bulog Divre Jawa Tengah. Karena, RPK yang dimiliki Bulog diyakini memiliki jaringan yang luas. Sehingga, dengan adanya kolaborasi menggandeng RPK bisa meningkatkan penjualan Bright Gas di tengah masyarakat.
“Semua outlet dari Pertamina, elpiji nonPSO dan RPK dari Bulog itu akan menjual produk Pertamina dan Bulog. Saat ini proporsi penjualan Bright Gas masih relatif kecil, antara 3-5 persen per kabupaten/kota. Dan kita harapkan tentunya, penjualan elpiji nonPSO akan semakin meningkat untuk mengurangi beban subsidi pemerintah. Targetnya adalah kita bisa menjual elpiji nonPSO itu di angka 20 persen dari total konsumsi elpiji,” kata Iin di sela peluncuran penjualan Bright Gas di Koperasi Usaha Migas, Jumat (16/8).
Iin lebih lanjut menjelaskan, dengan pengembangan dan penambahan outlet berjaringan dengan Perum Bulog Divre Jateng ini akan lebih memudahkan masyarakat membeli produk elpiji nonPSO terutama Bright Gas.
“Kalau lebih dekat dengan masyarakat, tentunya penjualan Bright Gas akan semakin meningkat,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Iin, tersedia 18 RPK milik Perum Bulog Jateng yang akan menjual elpiji Bright Gas milik Pertamina. Sehingga, nantinya akan membantu sekira 39 ribuan outlet atau pangkalan elpiji dalam penjualan Bright Gas. (Bud)