Semarang, Idola 92.6 FM – Warga di Desa Puntan, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang merasa terganggu dengan air yang keluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Padahal, IPAL itu merupakan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.
Salah satu warga, Trisno mengatakan jika warga terganggu dengan air yang keluar dari IPAL tersebut dan berwarna hitam pekat. Selain itu, air tersebut juga berbau menyengat.
Menurutnya, keresahan warga sudah dirasakan sejak beberapa bulan.
Trisno menjelaskan, warga sudah mengajukan protes ke pengurus IPAL tersebut tapi tidak ada solusi.
“IPAL itu dibuat tahun 2014, dab mulai mengeluarkan air berwarna hitam serta bau sekitar tiga bulan kemarin. baunya sangat menyengat sampai dalam rumah, kadang sampai bikin sesak napas,” kata Trisno, Selasa (30/7).
Lebih lanjut Trisno menjelaskan, ketika warga mengajukan komplain, pengurus IPAL hanya memberikan obat untuk tidak sampai mengeluarkan bau. Namun, beberapa hari kemudian bau busuk tercium kembali.
“Kalau pas komplain, terus IPAl dikasih obat biar nggak bau. Tapi beberapa hari kemudian bau lagi. Sampai bosan komplain,” jelasnya.
Pengelola IPAL, Haryono menyatakan, jika bau tak sedap merupakan kesalahan warga yang memakainya. Sebab, IPAL tersebut tidak hanya menampung buangan dari kloset saja, tapi seluruh limbah rumah tangga.
“Dulu sempat mampet. Pas saya bersihkan ada sikat, pembalut, sampai kaos juga ada. Yang parah, minyak bekas cuci piring mengeras menjadi semacam lemak dan itu menyumbat aliran,” ucap Haryono.
Terpisah, Kepala DLH Kota Semarang Sapto Adi Sugihartono akan mengecek ke lapangan, terkait dengan keluhan warga Kelurahan Ngijo, Gunungpati. Sebab, IPAL bantuan dari dinasnya untuk membantu pengolahan limbah bukan justru menyusahkan warga.
“Nanti kami akan turunkan tim untuk pengecekan ke lapangan,” ujar Sapto. (Bud)