Semarang, Idola 92.6 FM – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan kebocoran minyak di anjungan Lepas Pantai YYA-1 areal Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang menyebabkan areal pantai di Karawang, Jawa Barat tercemar saat ini masih dalam penanganan.
Saat ini, jelas Susi, pihaknya sudah mendapatkan laporan desa-desa yang terdampak akibat tumpahan minyak dari Pertamina. Di antaranya adalah Desa Pakis di Kecamatan Pakisjaya, Desa Sedari di Kecamatan Cibuaya dan Desa Tampaksari di Kecamatan Tirtajaya.
Menurutnya, sejumlah pihak yang terkait sudah melakukan upaya pembersihan. Namun, untuk kerugiannya belum dihitung.
Susi menjelaskan, kerugian dari tumpahan minyak tidak hanya soal materi karena nelayan tidak bisa melaut tapi juga dampak kerusakan ekosistem.
“Belum. Kita sedang melakukan mitigasi sama Pertamina soal tindakan apa. Tapi, tindakan inisiatif pertama sudah dijalankan dan melokalisir. Kita belum tahu kerugiannya berapa, ini masih mitigasi dan belum selesai. Pasti besar kerugiannya, tapi belum dihitung,” kata Susi di Demak kemarin.
Diberitakan sebelumnya, kawasan pantai di Karawang, Jabar ditutup karena tercemar tumpahan minyak dari Pertamina, pekan kemarin. Penutupan dilakukan, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap para pengunjung di pantai.
Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Dharmawan Samsu menyatakan, pihaknya melibatkan perusahaan Amerika Serikat untuk menangani kebocoran minyak di lepas pantai Karawang. Proses penutupan tumpahan diperkirakan berlangsung antara 7-8 pekan, dan kemudian dilanjutkan dengan pembersihan terhadap seluruh lingkungan yang terdampak.
“Kami masih fokus pada penutupan, dan memastikan tumpahan minyak tidak semakin meluas. Kami juga minta masyarakat nelayan ikut membantu, untuk melokalisir tumpahan minyak agar mudah dibersihkan,” ujar Dharmawan lewat rilis. (Bud)