Semarang, Idola 92.6 FM – Perkembangan budaya yang semakin jamak saat ini, membuat banyak terjadinya percampuran budaya dari berbagai negara. Hal itu terdorong dengan majunya budaya digitalisasi dan era revolusi industri 4.0. Pernyataan itu dikatakan Rektor Undip Yos Johan Utama di sela persiapan seminar nasional dengan tema Manusia dan Politik Kebudayaan yang rencananya akan dihadiri Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan di Undip, Jumat (26/7) besok.
Rektor Yos Johan Utama mengatakan masalah budaya sekarang ini, memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena, apapun alat atau sistem yang dipakai ada seseorang sebagai pengendalinya.
Menurutnya, manusia Indonesia yang berbudaya harus bisa menjaga dan memiliki kualitas serta sifat keluhuran sebagai bangsa Indonesia.
Yos Johan menjelaskan, menjaga manusia Indonesia yang berbudaya dan berkarakter di dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat selaras dengan cita-cita Presiden Joko Widodo di masa pemerintahan selanjutnya.
“Apapun istilahnya, hal-hal yang sifatnya material yang kita hadapi sekarang ini kunci utamanya adalah man behind the gun. Ya manusia itu yang berbudaya, memegang nilai-nilai Pancasila. Di Undip kita mewarisi sifat-sifat Diponegoro, yaitu jujur, adil, berani dan peduli. Semua spirit itu, bermuara pada nilai-nilai luhur Pancasila, kata Johan.
Yos Johan menjelaskan, kebudayaan sebagai jalan untuk meluhurkan kehidupan juga harus dipegang teguh para generasi milenial saat ini.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Nurhayati menambahkan, seminar nasional yang digelar itu merupakan inisiasi dari para alumni FIB. Karena, tema yang diangkat saat ini relevan dengan kondisi kebudayaan manusia sekarang. Terlebih lagi, bangsa Indonesia usai menggelar pemilihan umum (Pemilu) 2019.
Fakultas Ilmu Budaya sangat konsen dengan masalah kebudayaan manusia. Jadi, di era revolusi industri 4.0 ini, maka pembangunan manusia yang berbudaya dan berkarakter itu penting. Sehingga, manusia di Indonesia tidak terbawa arus yang tidak ada jalurnya, ucap Nurhayati.
Nuhayati menjelaskan, selain Menko PMK Puan Maharani, seminar nasional itu juga menghadirkan budayawan Mohamad Sobary sebagai pembicara dan Guru Besar FIB Prof Singgih Tri Sulistiyono sebagai moderator. (Bud)