Semarang, Idola 92.6 FM – Penjualan rumah di Jawa Tengah di setiap gelaran pameran properti, pada semester pertama tahun ini masih belum membaik. Pada pameran pertama saja, tercatat hanya terjual 41 unit rumah saja. Sedangkan pameran kedua hingga keempat capaiannya terus menurun.
Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan pada pameran properti kedua yang dilaksanakan saja, hanya mampu terjual 25 unit rumah. Sedangkan di pameran ketiga dan keempat jumlahnya terus menurun, yakni 24 unit dan 19 unit rumah laku terjual.
Menurutnya, yang paling rendah capaian penjualannya adalah pada pameran perumahan keempat, hanya 19 unit saja. Padahal, setiap menggelar pameran perumahan target yang dipasang adalah 60 unit rumah.
Dibya menjelaskan, meski terjadi penurunan penjualan perumahan di Jateng namun ada perubahan daya beli di masyarakat. Yakni, rumah segmen menengah ke atas ke harga Rp1 miliar lebih masih relatif stabil.
“Penjualannya belum terlalu bagus, hanya 19 unit di pameran perumahan keempat. Mayoritas masih didominasi penjualan rumah mewah di atas harga Rp1 miliar. Ternyata, dari beberapa pameran memang kelas menengah ke atas yang mendominasi. Ya kemungkinan ini karena harga rumah semakin tinggi dengan bunga KPR belum turun, sehingga segmen menengah mengalami kesulitan untuk KPR,” kata Dibya, kemarin.
Lebih lanjut Dibya menjelaskan, masih stabilnya rumah segmen menengah ke atas bisa jadi karena tidak terpengaruh dengan bunga KPR. Sebab, kebanyakan masyarakat yang membeli rumah masih mengandalkan KPR.
“Ada 90 persen lebih pembeli itu menggunakan KPR. Kalau rumah mewah kan cenderung tidak pakai KPR,” jelasnya.
Namun demikian, jelas Dibya, dengan perubahan pola daya beli dan segmen rumah yang laku di masyarakat, maka pengembang perlu memikirkan produk alternatif dan juga metode pembiayaannya.
“Produk alternatif yang mungkin bisa digarap teman-teman pengembang, adalah produk rumah bagi kaum milenial. Kalau bisa memotret kebutuhan kaum milenial akan perumahan, maka bisa menentukan produk rumah yang akan ditawarkan,” tandasnya. (Bud)