Semarang, Idola 92.6 FM – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Jawa Tengah menyumbang 0,39 poin penurunan angka kemiskinan secara nasional. Pada September 2018 hingga Maret 2019, terjadi penurunan 531 ribu jiwa dan Jateng menyumbang 124,2 ribu jiwa orang miskin.
Penurunan angka kemiskinan di Jateng tidak hanya di perkotaan saja, tapi juga di wilayah perdesaan. Wilayah perkotaan persentase penduduk miskinnya turun menjadi 9,20 persen dari sebelumnya 9,67 persen, dan wilayah perdesaan dari 12,80 persen menjadi 12,48 persen
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan meskipun Jateng termasuk satu dari lima provinsi yang paling besar persentase angka penurunan angka kemiskinannya, namun belum bisa dikatakan sesuai harapan. Karena, dirinya berharap persentase angka kemiskinan di Jateng sudah bisa single digit.
Ganjar menjelaskan, salah satu upaya yang bisa dimaksimalkan untuk menurunkan angka kemiskinan di Jateng dengan membentuk program Satu Dinas Satu Desa Miskin. Dengan program ini, maka satu organisasi perangkat daerah (OPD) akan menggarap satu desa miskin untuk disejahterakan.
“Ya bagus sih, makin turun makin mendekati single digit. Tapi nampaknya perlu ada genjotan lebih tinggi lagi, karena lebih signifikan tahun sebelumnya. Itu untuk koreksi kita mengapa kemarin dua tahun sebelumnya bisa lebih bagus, tapi kok ini turun tidak terlalu signifikan. Tapi mendekati 10 koma sekian kalau tidak salah, dan kita akan genjot untuk bisa sampai single digit. Mudah-mudahan dua tahun ke depan, kita bisa kejar agar lebih cepat lagi,” kata Ganjar, Kamis (17/7) malam.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, Pemprov Jateng juga akan fokus pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih diarahkan pada pengurangan pengangguran dan indeks pembangunan manusia. Karena, pada periode kedua kepemimpinannya pertumbuhan ekonomi Jateng bisa tembus tujuh persen. (Bud)