Dinkes Boyolali Klaim Kasus Stunting Rendah

Semarang, Idola 92.6 FM – Persoalan tentang stunting atau gangguan tumbuh kembang, menjadi persoalan serius di Tanah Air. Sebab, kasus stunting di Indonesia mencapai 20 persen dari persoalan seluruh kesehatan di dalam negeri.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri Survivalina mengatakan persoalan stunting di wilayahnya, dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Hal itu terbukti, dengan semakin turunnya angka kasus stunting di Boyolali.

Menurutnya, penurunan kasus stunting di Boyolali tidak lepas dari peran semua pihak di dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Ratri menjelaskan, Boyolali juga telah mencanangkan program bebas buang air besar atau open defecation free (ODF) 100 persen. Sehingga, persoalan stunting di Boyolali ikut tereliminasi.

“Stunting itu tidak menjadi masalah prioritas di Kabupaten Boyolali. Di 2017, berdasarkan data PSG, stunting di Kabupaten Boyolali hanya 18 persen masih kurang dari standar nasional 20 persen. Di 2018, berdasarkan data riil, ternyata semakin membaik turun lagi datanya menjadi 9,4 persen. Karena kami sudah ODF, barangkali ini yang menjadi jawaban bahwa di Boyolali stunting jumlahnya sangat rendah,” kata Ratri saat di Semarang belum lama ini.

Lebih lanjut Ratri menjelaskan, pihaknya terus mengajak kepada seluruh masyarakat Boyolali dan pihak terkait untuk sama-sama mewujudkan kesehatan.

Diketahui, Dinas Kesehatan Jawa Tengah terus melakukan sosialisasi tentang stunting. Stunting bukan isu sederhana, dan tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo menyatakan, faktor utama penyebab stunting bukan karena keturunan, tetapi kesehatan lingkungan. Stunting tidak hanya merugikan pertumbuhan fisik dan kognitif, tapi juga kesehatan anak di masa mendatang.

“Penanganan stunting tidak hanya dari sisi kecukupan gizi, tapi juga perlu dibudayakan hidup sehat. Sehingga, kekurangan gizi kronis bisa diatasi,” ucap Yulianto. (Bud)

Ikuti Kami di Google News