Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan meskipun menjalankan ibadah puasa, namun mengonsumsi barang kebutuhan pokok tidak perlu berlebihan. Masyarakat tidak perlu membeli barang-barang secara berlebihan, ketika masuk bulan suci ini.
Soekowardojo mengajak masyarakat, untuk membeli barang kebutuhan sewajarnya dan tidak perlu berlebihan. Sehingga, pasokan barang yang dibutuhkan masyarakat di pasar tetap tersedia dan tidak terjadi kenaikan harga.
“Terkait dengan pola belanja ini, kami ingin mengimbau kepada masyarakat silakan berbelanjalah. Kita engga melarang bikin kolak atau apa. Tadinya engga bikin kolak engga bikin kacang ijo, sekarang bikin. Jadi, memang pengeluarannya meningkat. Kita mengimbau, silakan saja yang penting secukupnya tidak perlu borong-borong barang karena persediaannya ada. Kalau borong belanja, maka jatuhnya panic buying, yang tadinya cukup jadi tidak cukup,” kata Soekowardojo belum lama ini.
Lebih lanjut Soekowardojo menjelaskan, pihaknya pernah membahas tentang pola belanja masyarakat Indonesia dengan IMF. Sebab, IMF pernah merasa kebingungan dengan laju inflasi saat bulan puasa.
“Saya pernah berdiskusi dengan IMF mengenai inflasi Ramadan, dan orang barat itu bingung karena inflasinya naik. Bukannya puasa, tapi kok meningkat pengeluarannya. Mungkin mereka tidak tahu suasana ketika bulan puasa,” jelasnya.
Namun demikian, lanjut Soekowardojo, pihaknya meminta kepada pemerintah daerah untuk mengimbau masyarakatnya berperilaku hidup hemat saat Ramadan. Termasuk, bisa menyakinkan jika pasokan barang kebutuhan pokok tetap terpenuhi dan tidak mengalami gangguan.
“Selama masyarakat bisa belanja dengan wajar dan seperlunya, maka barang tetap tersedia,” tandasnya. (Bud)