Semarang, Idola 92.6 FM – Stunting merupakan persoalan kesehatan akibat kekurangan gizi dalam waktu lama, dan bisa berakibat pada gangguan kecerdasan terhadap anak. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Jawa Tengah terus melakukan upaya sosialisasi pencegahan, agar angka stunting bisa ditekan.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Jateng Retno Mratihatani mengatakan stunting tidak identik dengan orang miskin atau anak tidak mampu, tapi kalangan berada atau orang kaya juga bisa mengalami stunting. Sebab, stunting berkaitan dengan rendahnya asupan vitamin dan mineral yang buruk.
Menurutnya, WHO sudah memberi batasan jika angka stunting harus di bawah 20 persen. Sedangkan di Jateng akhir tahun kemarin, masih berada di angka 24 persen.
Retno menjelaskan, Dinkes Jateng juga memiliki program khusus untuk mencegah stunting dan menyasar pasangan muda yang akan menikah. Yakni, dengan memberikan informasi kesehatan reproduksi terhadap para calon orang tua sebelum menikah.
“Jadi, mencegah stunting itu sejak sebelum hamil, mencegahnya di 1000 hari pertama kehidupan. Yaitu, sejak pertama terjadi pembuahan sampai anak berumur dua tahun. Sedangkan pembuahan itu dipersiapkan calon ibu dan calon bapak, yaitu keduanya harus sehat. Karena itu, kita ada program untuk calon pengantin melalui pemeriksaan kesehatan dan informasi kesehatan reproduksi sehat bagi remaja,” kata Retno, belum lama ini.
Retno lebih lanjut menjelaskan, para calon orang tua, baik remaja putra maupun putri harus benar-benar fit dan sehat. Ketika hamil nanti, juga harus dipersiapkan dengan baik. Para ibu hamil juga membutuhkan porsi makan yang bertambah, dan makan makanan sehat.
“Periksa kehamilan selalu di tenaga kesehatan, tidak hanya dokter kandungan tapi juga bisa bidan terdekat. Apabila diketahui terkena risiko terhadap kehamilan, akan ada tindak lanjut dari tenaga kesehatan dan segera dirujuk ke rumah sakit,” pungkasnya. (Bud)