Semarang, Idola 92.6 FM – Stunting merupakan persoalan kesehatan mengenai pertumbuhan tubuh yang kurang dari seharusnya, dan biasanya sudah terlihat serta terjadi sebelum berumur dua tahun. Sehingga, orang tua harus paham mengenai tumbuh kembang buah hati sejak usia enam bulan dan terus dipantau hingga lima tahun.
Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah dr YC Susanto, Sp.A(K) mengatakan anak-anak berusia di bawah 2 tahun ini sangat unik, sehingga tumbuh kembangnya harus terus dipantau para orang tua. Sebab, di satu pihak terjadi pertumbuhan sangat cepat dari fisik dan otak tapi sisi lain juga rentan kekurangan nutrisi yang dampaknya hingga jangka panjang atau bisa disebut stunting.
Menurutnya, konsekuensinya jika buah hati mengalami kekurangan nutrisi harus mendapat penanganan serius dari dokter.
Susanto menjelaskan, anak di bawah lima tahun yang mengalami hambatan pertumbuhan sebagian besar disebabkan karena kekurangan nutrisi. Kondisi ini tidak hanya dialami keluarga tidak mampu saja, tapi keluarga kaya yang tidak memerhatikan kecukupan nutrisi anak juga bisa terjadi.
Oleh karena itu, lanjut dr Susanto, karena usia anak di bawah dua tahun cukup unik, maka perlu adanya monitoring dan evaluasi secara mandiri dari orang tua.
“Kalau ini cepat diketahui, maka masalahnya belum rumit. Sehingga, mudah diatasi dan belum melibatkan sampai ke ada satu bagian kecil dari otak namanya hippocampus. Ini perlu protein, zat besi dan zink,” kata dr Susanto, Rabu (10/4).
Lebih lanjut dr Susanto menjelaskan, dibutuhkan kepekaan dari para orang tua terhadap kondisi perkembangan dan pertumbuhan si buah hati. Anak-anak usia di bawah dua tahun harus tercukupi protein, energi dan micronutrientnya.
“Orang tua perlu konsultasi ke dokter anak, jika mendapati lingkar lengan atas kurang dari 12,5 sentimeter di usia enam bulan sampai lima tahun. Serta, selama dua bulan berturut-turut berat badan anak tidak mengalami kenaikan. Itu indikasinya anak untuk dirujuk ke dokter,” pungkasnya. (Bud)