Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Pol Arthur Tampi mengatakan angka kematian akibat serangan jantung yang menimpa anggota polisi cukup tinggi, setelah faktor kecelakaan lalu lintas dan bunuh diri. Kebanyakan, serangan jantung karena faktor usia.
Menurutnya, anggota polisi ternyata rentan terhadap serangan penyakit jantung.
Namun, lanjut Arthur, seiring perkembangan zaman sekarang ini faktor usia tidak hanya sebagai penentu utama. Karena, pola atau perilaku hidup tidak sehat banyak diterapkan anggota Polri.
Oleh karena itu, jelas Arthur, RS Bhayangkara Polda Jawa Tengah yang sudah dilengkapi fasilitas Cath Lab bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi dan pencegahan anggota Polri terkena serangan jantung. Sebab, Cath Lab ini digunakan sebagai alat pemeriksaan visualisasi arteri jantung dan bilik jantung serta mengobati stenosis atau kelainan yang ditemukan.
“Kita pahami bersama bahwa sepekan 2-3 anggota Polri yang mengalami serangan jantung. Di Rumah Sakit Bhayangkara ini ada alat yang kita siapkan, untuk mendeteksi dan mencegah kelainan jantung khususnya kepada anggota Polri. Memang angka kejadiannya semakin lama semakin tinggi,” kata Arthur di sela peresmian penggunaan nama Awaluddin Djamin sebagai nama baru RS Bhayangkara Polda Jateng, Selasa (19/2).
Lebih lanjut Arthur menjelaskan, Cath Lab ini mampu menghasilkan gambar 3D dan minim radiasi, sehingga memudahkan dokter untuk melakukan pengobatan terhadap anggota Polri yang terkena penyakit jantung.
“Setiap anggota Polri dan keluarganya yang membutuhkan fasilitas Cath Lab ini tidak dipungut biaya alias gratis. Semoga, dengan penambahan alat di RS Bhayangkara Polda Jawa Tengah bisa untuk menekan angka serangan jantung bagi anggota Polri,” pungkasnya. (Bud)