Semarang, Idola 92.6 FM – Bank Indonesia sudah lama melakukan sosialisasi tentang program gerakan nontunai, namun progresnya masih belum sesuai yang diharapkan. Banyak masyarakat belum paham dengan pembayaran nontunai, terlebih lagi pembayaran dengan cara digital.
Pemimpin HCR BNI Kanwil Semarang I Gusti Nyoman Dharma Putra mengatakan belakangan ini, perilaku dan gaya hidup masyarakat sudah mulai berubah. Beberapa di antaranya sudah mulai paham, mengenai sistem pembayaran nontunai yang cepat, aman dan efisien.
Menurutnya, penggunaan pembayaran nontunai yang dilakukan pihaknya sudah masif dilakukan dan bahkan telah bekerjasama dengan Pemkot Semarang. Salah satunya, dengan menerbitkan Kartu Semarang Hebat sejak dua tahun lalu yang bisa digunakan untuk pembayaran BRT, parkir maupun untuk nonton film di bioskop.
Gusman, sapaan akrabnya menjelaskan, untuk terus mendorong sistem pembayaran nontunai secara digital, pihaknya juga menghadirkan fitur Your Own Paymant (YAP). Yakni, menyasar pada generasi milenial.
“Kalau YAP ini sudah dilaksanakan 1,5 tahun yang berbasis barcode dan sudah dapat izin dari OJK. Tujuan YAP ini kan untuk memudahkan pembayaran buat masyarakat. Di luar negeri kalau kita bandingkan di era digital mereka lebih nyaman dengan cara nontunai digital,” kata Gusman, Kamis (15/11).
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo menyatakan, pada tahun ini pihaknya menargetkan ada kenaikan penggunaan transaksi nontunai. Sebab, pada 2017 kemarin, jumlah transaksi nontunai di Jateng sudah mencapai Rp3 triliun.
“Penetrasi penggunaan nontunai cukup baik ya dibandingkan dengan yang di luar Jawa. Tol kan sekarang sudah nontunai juga, dan bantuan sosial juga nontunai. Masyarakat sekarang juga suka belanja online, dan bayarnya pakai kartu debit atau M-Banking. Sehingga, tingkat inklusinya relatif lebih baik,” ujar Ponco. (Bud)