Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dr Yulianto Prabowo, M.Kes mengatakan setiap tahun, jumlah warga Jateng yang buang air besar (BAB) sembarangan terus mengalami penurunan.
Menurutnya, hal itu tidak lepas dari upaya yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Jateng melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk BAB di jamban sehat. Yakni, jamban yang dilengkapi septic tank.
Yulianto menjelaskan, upaya lainnya untuk meminimalkan jumlah warga BAB sembarangan dengan melakukan verifikasi Open Defecation Free (ODF) di 35 kabupaten/kota di Jateng. Sehingga, bisa diketahui rumah-rumah warga yang belum memiliki jamban.
“Kita di Jawa Tengah ini yang buang air besar sembarangan sudah mulai turun jumlahnya. Kalau tiga tahun yang lalu yang BAB sembarangan itu masih 40 persen dari penduduk Jawa Tengah, sekarang tinggal 12 persen. Setiap tahun semakin menurun jumlahnya. Jadi, kesehatan lingkungan kita harapannya semakin baik,” kata Yulianto, baru-baru ini.
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, bila masyarakat Jateng sudah tidak lagi BAB sembarangan, maka lingkungan menjadi bersih dan bebas dari persebaran penyakit menular.
“Kalau masih BAB di sungai atau di kebun, itu kan mengotori lingkungan. Nanti muncul penyakit menular yang bisa mewabah,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Yulianto, rumah-rumah yang memiliki jamban juga harus masuk kategori jamban sehat permanen. Artinya, harus dilengkapi dengan septic tank.
“Kalau ada warga di satu lokasi kesulitan membuat septic tank karena mahal, maka bisa membuat santitasi komunal. Yaitu melalui sanitasi total berbasis masyarakat,” jelas Yulianto.
Diketahui, akar permasalahan dari warga BAB sembarang bukan hanya kemampuan finansial membuat jamban sehat, tetapi juga perilaku dan kebiasaan. (Bud)