Jawa Dalam Kepungan Kritis Air Bersih, Bagaimana Memperbaiki Ketahanan Air Kita?

Semarang, Idola 92.6 FM – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut kondisi air di pulau Jawa kritis. Hal itu dikarenakan ketidakseimbangan antara penduduk dan lingkungan. Basuki menjelaskan pada dasarnya pulau Jawa hanya memiliki potensi ketersediaan air 4,2% di Indonesia. Namun, harus menanggung 57,5% dari total penduduk.

Hal itu membuat air di Pulau Jawa hanya mencapai 1.200 m3 per kapita per tahun. Dibangingkan angka kebutuhan air minimal 1.609 m3 per kapita per tahun. “Kondisi ini mengakibatkan ketersediaan air per kapita di Pulau Jawa hanya 1.200 m3 per kapita per tahun, jauh di bawah kebutuhan ketersediaan minimum air, yaitu 1.600 m3 per kapita per tahun. Dari segi ketersediaan air, Pulau Jawa sudah dalam kondisi kritis,” kata dia di Auditorium LIPI, Jakarta, Kamis (23/8/2018). Padahal, kata Basuki, bila membandingkan ketersediaan air di pulau Papua jauh lebih besar daripada di pulau Jawa.

Namun sayang potensi tersebut belum dioptimalkan. Sementara itu, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan menetapkan 35 wilayah pengembangan strategis (WPS).

Lantas, sudah begitu mengkhawatirkan kah kondisi air di Pulau Jawa? Apa faktor yang membuat kondisi ini semakin parah? Ke depan, upaya apa yang mesti dilakukan sebagai jalan keluar atas persoalan ini? Melihat kondisi ini, kebijakan strategis seperti apa yang mesti dilakukan pemerintah? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Firdaus Ali, Ph.D (pendiri Institute Water Indonesia (IWI)). [Heri CS]

Berikut diskusinya:

Ikuti Kami di Google News