Semarang, Idola 92.6 FM – Aksi heroik Yohanes Ande Kala, bocah SMP berusia 14 tahun asal Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu NTT yang memanjat tiang setinggi 23 meter saat upacara bendera memperingati HUT ke-73 RI baru-baru ini membuat banyak orang berdecak kagum dan haru. Bagaimana tidak, aksi spontan itu begitu natural tanpa perintah dan tanpa instruksi.
Bisa dikatakan, pada momen itu, rasa nasionalisme Joni, begitu ia dipanggil terpantik. Ia terpanggil tanpa banyak berpikir dan tanpa pamrih. Yang ada dalam benaknya kala itu mesti ada yang memanjat tiang agar merah putih bisa tetap berkibar. Merah putih telah membakar nyala api nasionalisme dalam diri Joni. Diketahui, pada Jumat (17/08/2018) tengah berlangsung upacara di sebuah lapangan di Kabupaten Belu yang berjarak sekitar 14 kilometer dari Atambua. Tali yang sedianya mengibarkan Sang Saka Merah Putih putus, sehingga kegiatan upacara terhenti sejenak.
Melihat aksi Joni, kita seolah menyaksikan melalui sebuah momentum hadir aksi yang luar biasa—tanpa mempertimbangkan apapun termasuk keselamatan dirinya. Momentum memang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama sebagaimana momentum kemerdekaan ataupun reformasi yang menumbangkan Orde Baru. Seluruh momentum tersebut menghasilkan energi luar biasa ketika terbangun kesadaran kolektif akan tujuan yang sama.
https://www.youtube.com/watch?v=iyQUOzeTdtc
Dalam konteks ini, Dr Rio Christiawan-Dosen Hukum Universitas Prasetiya Mulya mengemukakan, saat ini, bangsa Indonesia pun memerlukan momentum juara menghadapi Asian Games. Lebih dari itu, kita perlu pekikan “Indonesia luar biasa” setiap hari. Dalam 73 tahun kemerdekaan, bangsa Indonesia memerlukan momentum nasionalisme untuk menjadi bangsa yang lebih baik sekaligus mewujudkan tujuan kemerdekaan yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Sayangnya, meski potensinya luar biasa, bangsa Indonesia belum dapat mewujudkan tujuan kemerdekaan yang didamba ratusan juta penduduknya. Persoalannya adalam belum kuatnya nasionalisme sehingga menyebabkan bangsa Indonesia masih berkubang dalam budaya koruptif, menghancurkan kebinekaan demi kekuasaan, bahkan berupaya mengganti Pancasila yang merupakan media diseminasi nasionalisme.
Lantas, bagaimana menumbuhkan spirit nasionalisme untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita dan tujuan berbangsa dan bernegara? Apa sebenarnya yang membuat nasionalisme segenap warga bangsa tergerus? Momentum seperti apa yang mesti diciptakan untuk terus menggelorakan nasionalisme yang tak mudah padam?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Dr Rio Christiawan (Dosen Hukum Universitas Prasetiya Mulya) dan Letjend (Purn) Kiki Syahnakri (Ketua Umum PP TNI AD). [Heri CS]
Berikut diskusinya:
Listen to 2018-08-20 Topik Idola – Dr Rio Christiawan byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2018-08-20 Topik Idola – Dr Rio Christiawan byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2018-08-20 Topik Idola – Letjen Kiki Syahnakri byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2018-08-20 Topik Idola – Letjen Kiki Syahnakri byRadio Idola Semarang on hearthis.at