Semarang, Idola 92.6 FM – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kenaikan harga telur yang di luar kewajaran ini, akan dicek sumbernya dari mana. Sebab, harga komoditas itu dalam sepekan terjadi kenaikan harga. Bahkan, harganya terus naik setelah Lebaran kemarin.
Menurutnya, kondisi psikologis Lebaran sudah dilewati, namun harga telur justru terus mengalami kenaikan.
Ganjar menjelaskan, dari hasil monitoring dari sistem informasi yang dimiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) memang menunjukkan kenaikan cukup drastis. Sehingga, sejumlah pihak yang berkompeten diminta melakukan pengecekan ke lapangan penyebab dari kenaikan harga telur tersebut.
“Kita terus cek dan pantau melalui SiHaTi. Saya sudah minta, agar itu dicek problemnya apa. Apakah suplainya memang kurang, adakah daerah yang membutuhkann dan kalau engga ya kita operasi pasar untuk mengendalikan harga. Wong kita lihat kan engga ada event besar, kok naik ada apa,” kata Ganjar, Sabtu (14/7).
Sementara itu, salah satu pedagang telur ayam ras di Pasar Bulu Semarang, Suratman menjelaskan, kenaikan harga sudah terjadi sepekan lebih.
Menurutnya, informasi yang didapat menyebutkan jika di tingkat peternak memang terjadi kekurangan stok produksi telur. Hal itu terjadi, karena ayam di peternak banyak yang belum dewasa, lantaran ayam petelur dewasa sudah tua dan harus dipotong untuk stok saat Lebaran kemarin.
“Harga telur ayam beberapa hari ini tembus Rp28 ribu per kilogram, terus turun jadi Rp27 ribu per kilogram. Sudah sepekan lebih naik. Saya belum tahu penyebabnya apa, taapi kalau pasokan memang ada pengurangan. Itu katanya, ayam-ayam petelur yang sudah tua dipotong saat Lebaran kemarin,” ujar Suratman. (Bud)