Sepakbola bukanlah sekadar permainan sebelas lawan sebelas, ia lebih dari itu. Sepakbola membuka peluang hadirnya simbol kuasa, resistensi, identitas juga politik representasi,” begitu tulis Daru Aji saat mengulas buku “Sepak Bola Seribu Tafsir.”
Sepakbola telah melampaui batasnya sebagai permainan. Dalam konteks yang lebih luas, sepak bola menyimpan ragam ideologi yang menarik untuk diperbincangkan. Itulah kenapa, selebrasi yang dilakukan Granit Xhaka & Xherdan Shaqiri — dua pemain keturunan Kosovo-Albania saat mencetak gol kemenangan 2-1 bagi Swiss atas Serbia — menuai kontroversi.
Pada waktu itu, kedua pemain tersebut merayakan golnya dengan menautkan kedua ibu jari tangannya seiring jari-jari lainnya direnggangkan menyerupai sayap burung. Gestur ini diduga melambangkan simbol “Elang Albanian” pada bendera Albania.
Seperti kita tahu, konflik panjang dan pelik mewarnai hubungan antara Kosovo dan Serbia. Secara demografi, selain penduduk etnis Serbia, Kosovo juga dihuni oleh kelompok masyarakat etnis Albania. Keduanya dipisahkan oleh perbedaan agama yang dianut. Dua komunitas yang heterogen ini kemudian bertikai memperebutkan kedaulatan tanah Kosovo, tentang siapa yang lebih berhak mengklaim tanah leluhurnya.
Maka jangan heran, kalau pertemuan antara URUGUAY melawan PERANCIS nanti, juga menjadi pertandingan yang sangat emosional bagi kedua pilarnya. Bagaimana tidak? Antoine Griezmann (Prancis) dan Diego Godin (Uruguay) terkenal akrab di dalam dan luar lapangan, namun mereka akan menjadi rival di perempat-final pertama Piala Dunia. Padahal, selain rekan setim di Atletico Madrid, Godin juga merupakan ayah baptis bagi putri bungsu Griezmann.
Mungkin itu sebabnya, kepada Fifa.com Griezmann mengungkapkan, bahwa Uruguay adalah negara keduanya. “Uruguay adalah sebuah bangsa dan orang-orang yang kucintai dan aku punya banyak teman di sana.” Akan tetapi, ungkapan itu langsung dibantah oleh bintang Uruguay, Luis Suarez. “Saya dengar Griezmann berpikir dia memiliki darah Uruguay. Tetapi, dia adalan orang Prancis dan dia tidak tahu apa yang dimaksud dengan orang Uruguay,” katanya.
Selain itu, sementara Griezmann akan memimpin lini serang Les Bleus untuk menjebol gawang Uruguay, seperti yang dia lakukan saat memulangkan Argentina, Godin, bersama penggawa Atletico lainnya, Jose Gimenez, justru menjadi tembok kukuh yang bertugas melindungi gawang Uruguay. Kokohnya pertahanan yang dijaga oleh Godin dan Gimenez itu, sejauh ini membuat Uruguay hanya kebobolan satu gol dari empat pertandingan, selama putaran final World Cup 2018 ini.
Maka, akan seperti apakah serunya duel kedua tim yang dihelat di Nizhny Novgorod Stadium, nanti malam? Layak kita nantikan. (donas)