Semarang, Idola 92.6 FM – Mahasiswa Undip Semarang melakukan demonstrasi menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta menuntut penghapusan Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI) di Gedung Rektorat Undip Widya Puraya, Tembalang, Semarang, Selasa (5/4).
Kepala Divisi Kajian Strategi BEM Undip, Alif kahfi mengatakan, dengan menamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa Undip, mahasiswa melakukan aksi demo menolak kenaikan UKT dan SPI.
“Selain menyoroti kenaikan UKT dan SPI kami juga meminta transparansi dana dari Universitas,” ujar Alif kepada Radio Idola 92.6 FM.
Awalnya, Februari 2016, mahasiswa mengadakan audiensi, namun mereka menilai tidak ada itikad baik dari pihak rektorat untuk menyelesaikannya. Pada tanggal satu April mahasiswa lalu melakukan diskusi publik, hasilnya mahasiswa menolak dengan berdemo.
Diketahui, UKT terendah di Undip mulai dari nilai Rp 500 ribu per semester, sampai nominal tertinggi mencapai Rp 7 juta per semester.
“Oleh karena itu kami menolak kenaikan UKT dan menuntut revisi kebijakan tersebut.”
Dalam aksi kemarin Mahasiswa memberi sekarung goni uang koin sebagai bentuk protesnya terhadap kebijakan kenaikan UKT dan SPI.
Menanggapi aksi itu Kepala bagian Humas Undip, Nuswantoro dan beberapa perwakilan dari Rektorat Undip merespons aksi mahasiswa dengan menerima aspirasi mahasiswa.
“Uang ini saya terima bukan sebagai simbol bahwa Undip sedang defisit, namun sebagai simbol kami menerima aspirasi mahasiswa,” tegasnya di hadapan peserta aksi.
Selanjutnya, mereka menyampaikan bahwa mereka bukan pemegang keputusan sehingga aspirasi itu akan disimpan terlebih dahulu untuk kemudian disampaikan kepada Rektor sepulangnya dari Prancis.
Sementara Rektor Undip, seperti dikutip dari TribunJateng (6/4), Prof Yos Johan yang sedang di Perancis menyampaikan kebutuhan subsidi Undip mencapai Rp 400 Milyar, tetapi hanya dibantu Rp 80 Milyar dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), sehingga lanjut dia, masih ada kekurangan Rp 320 Milyar. Dari kekurangan itu Universitas dianggap perlu membuat kebijakan baru untuk mengatasi permasalahan itu dengan menaikkan UKT dan SPI. (Diaz Abidin / Heri CS)