Semarang, Idola 92.6 FM – Masyarakat diminta mewaspadai peredaran daging gelonggongan, mendekati Lebaran tahun ini. Hal itu ditegaskan Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah Ngargono, jika menjelang Lebaran ada indikasi peredaran daging gelonggongan masuk ke pasar.
Menurutnya, meskipun kebutuhan masyarakat tidak begitu banyak di hari raya akan daging, namun tetap harus waspada. Sebab, oknum yang tidak bertanggungjawab akan memanfaatkan situasi menjual daging di pasaran. Bahkan, dengan harga yang lenih murah dari biasanya.
Ngargono menjelaskan, kebiasaan dari masyarakat yang cenderung memilih barang dengan harga terjangkau menjadi celah untuk menawarkan daging glonggongan. Padahal, bila dibandingkan dengan daging segar, daging glonggongan nilainya jauh lebih mahal. Sebab, ketika direbus dan ditiriskan, maka air di daging akan menyusut dan memengaruhi besaran daging yang dibeli itu. Di samping itu juga, dari sisi kesehatan tentunya.
“Menurut saya, masih ada titiik rawan, terutama di daging menjelang Lebaran. Beberapa waktu lalu, di Grobogan dan Sukoharjo sudah mulai ada sinyalemen daging glonggongan. Ini sudah mulai masuk pasar, dan biasa meningkat mendekati H-1,” kata Ngargono.
Selain komoditas daging, jelas Ngargono, pihaknya juga melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Jateng. Mulai Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Demak, Pati dan sebagainya.
Komoditas yang dipantau, kebanyakan adalah kebutuhan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Salah satunya adalah beras.
Meskipun beras sudah dilakukan antisipasi, lanjut Ngargono, beberapa daerah harganya mulai berfuktuasi. Sebab, masyarakat lebih memilih membeli beras petani ketimbang beras yang disimpan di gudang Bulog lebih dari dua bulan. (Bud)