Sragen, Idola 92.6 FM – Calon Gubernur (Cagub) Ganjar Pranowo mengatakan Jawa Tengah akan tetap menjadi provinsi yang bisa swasembada beras, karena selama ini produksi berasnya berlebih. Pernyataan itu dikatakannya, ketika melakukan pertemuan dengan keluarga besar pengusaha beras se-Kabupaten Sragen, awal pekan kemarin.
Menurutnya, swasembada beras adalah satu cara untuk menstabilkan harga. Meskipun diakuinya, masih ada laporan tentang tidak stabilnya harga beras.
Namun demikian, jelas Ganjar, beras yang ada di Jateng dianggap berlebih dan bisa dijual ke daerah lain.
Ganjar menjelaskan, pemerintah tidak akan tinggal diam melihat fluktuasi harga beras yang terjadi. Memang di Januari-Februari 2018 kemarin, harga beras cenderung tinggi mengingat saat itu belum terjadi panen raya. Namun, masuk Maret-April harga beras sudah bisa dikatakan mulai turun karena banyak terjadi panen raya di sejumlah wilayah di Jateng.
Upaya yang bisa dilakukan pemerintah, melalui mekanisme harga pembelian pemerintah (HPP) yang sudah diatur.
“Yang bisa dilakukan dari pemerintah adalah harga pembelian pemerintah melalui HPP yang sudah ditetapkan, itu berlaku untuk gabah. Untuk beras relatif sebenarnya aturannya agak terbuka. Bulog dengan aturan yang terbatas dan serapan yang terbatas pula, bisa dipakai sebagai instrumen pengendalian harga,” kata Ganjar.
Lebih lanjut mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, khusus untuk peran Bulog yang dianggap belum maksimal dalam penyerapan beras petani, ia siap memfasilitasi antara petani dan pengusaha besar dalam pengendalian harga beras. (Bud)