Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Hamid Ponco Wibowo mengatakan secara nasional, ekonomi syariah di provinsi ini mulai memberikan andil terhadap perkembangan perbankan syariah secara nasional.
Menurutnya, dari sektor aset perbankan syariah saja sudah ada peningkatan sebesar 4,9 persen atau sekira Rp24,7 triliun terhadap aset perbankan syariah nasional. Kondisi tersebut diakuinya menempatkan Jateng pada urutan kelima tertinggi setelah Jatim dan Aceh.
Sedangkan aset perbankan syariah di Jateng saat ini mencapai 7,04 persen terhadap total aset perbankan di wilayah ini dan menempati urutan ketiga tertinggi setelah DIY dan Jabar. Namun, pertumbuhan aset perbankan syariah Jateng pada 2017 masih lebih rendah bila dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa.
Ponco menjelaskan, untuk sektor pembiayaan perbankan syariah saat ini mencapai 6,6 persen atau sekira Rp18,6 triliun terhadap pembiayaan perbankan syariah nasional. Perbankan syariah di Jateng menempati urutan keempat tertinggi setelah Jabar dan Jatim.
Sedangkan untuk pembiayaan perbankan syariah di Jateng, sampai dengan saat ini hanya mencapai 6,03 persen terhadap total kredit perbankan Jateng.
“Secara kualitatif saya lihat arahnya meningkat ya, cukup bagus. Aset, pembiayaan dan DPK perbankan syariah mengalami pertumbuhan. Itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang sudah paham tentang ekonomi syariah. Kalau tumbuhnya masing-masing bisa sekira 5-7 peersen pada tahun kemarin,” kata Ponco di Semarang.
Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah di Jateng, jelas Ponco, sudah mencapai 6,98 persen dan lebih rendah bila dibandingkan DIY dan Jabar. Pertumbuhan DPK perbankan syariah Jateng pada 2017 tercatat lebih tinggi dibanding provinsi lainnya, kecuali Banten dan Jatim. (Bud)