Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah Kota Semarang langsung bergerak cepat, saat banjir melanda permukiman warga di Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Rabu (22/11) malam. Untuk melihat hasil penanganan bencana banjir, Wakil Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu, mendatangi lokasi, Kamis (23/11) pagi.
Upaya darurat yang dilakukan, jelas Mbak Ita, dengan pembuatan tanggul sementara dari karung pasir.
Menurutnya, limpasan air dari Sungai Beringin yang meluap itu berasal dari tersumbatnya saluran air sungai di bawah jembatan. Hal itu terjadi, karena banyak sampah yang tersangkut di bawah jembatan. Mulai dari sampah rumah tangga hingga sampah berupa potongan bambu, batang kayu dan ranting-ranting.
Oleh karena itu, lanjut Ita, pihaknya akan mencoba berkoordinasi dengan Pemkab Semarang dan Kendal dalam upaya penanggulangan banjir akibat luapan dari Sungai Beringin. Sebab, Sungai Beringin juga mengalir di tiga daerah tersebut.
“Mestinya ini juga melibatkan pemerintah daerah sekitar Kota Semarang, misalnya Kabupaten semarang dan Kendal. Kalau hanya sungai di wilayah Semarang saja, yang kita urus ya Gunungpati dan Ngaliyan sampai Tugu. Tentunya, yang di hulu juga bisa ikut terlibat,” kata Mbak Ita.
Lebih lanjut Mbak Ita menjelaskan, pihaknya sedang menunggu kiriman 100 geobag dan 500 sand bag dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk pembuatan talud sementara, agar saat turun hujan dengan intensitas tinggi Sungai Beringin tidak meluap kembali.
Pemprov Jateng Tawarkan Hunian Vertikal di Daerah Rawan Banjir
Terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meminta masing-masing pemkab/pemkot, untuk selalu intens melakukan sosialisasi tentang kebencanaan melalui media sosial yang dimiliki. Sehingga, warganya selalu waspada dan antisipasi jika terjadi bencana alam. Misalnya banjir atau tanah longsor.
Terkait dengan bencana banjir yang melanda permukiman di Kelurahan Mangkang Wetan, jelas Ganjar, sudah saatnya ada upaya lebih tersistem untuk mengatasinya. Normalisasi Sungai Beringin yang akan dilakukan pada tahun depan merupakan salah satu cara, untuk mengatasi persoalan banjir.
Namun demikian, lanjut politikus PDIP tersebut, wacana relokasi bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir bisa dilakukan. Misalnya, dengan membuat hunian vertikal semacam kondominium atau rumah susun (rusun).
“Sebenarnya kalau kita biisa ngobrol dan warganya setuju, kami berikhtiar untuk itu (rumah susun) dan kami lebih senang. Teorinya sebenarnya tidak sulit, apalagi kalau ngambil kasus banjir Semarang. Semarang itu kan kota menuju metropolitan, apa iya rumah-rumahnya kecil-kecil? Bagaimana kalau kita buatkan rumah bertingkat model kondominium atau rumah susun?,” kata Ganjar.
Diketahui, BBWS Pemali Juana pada tahun depan akan melakukan normalisasi Sungai Beringin. Pembebasan lahan untuk normalisasi sudah dilakukan, dan detail engineerng design (DeD) proyek normalisasi telah diselesaikan BBWS Pemali Juana. (Bud)