Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra, menilai tutupnya sejumlah toko ritel sekarang ini, karena perubahan perilaku masyarakat sebagai konsumen ketika memilih membelanjakan uangnya.
Hal itu dikenal dengan istilah “disruption” yakni, berkembangnya informasi teknologi yang merambah ke sektor ritel atau belanja online.
Dia mencontohkan, dua perusahaan yang bergerak di jasa pengiriman barang dan makanan minuman mengalami peningkatan positif dalam beberapa tahun terakhir ini. Yakni PT Fastfood Indonesia yang mencatat pertumbuhan sebesar 15,88 persen pada triwulan kedua tahun ini, dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia yang mengaku ada pertumbuhan sebesar 11,81 persen selama empat tahun ini.
“Kayaknya jawaban kita sudah semakin mengerucut, yaitu terjadi pergeseran pola atau cara belanja masyarakat. Yang tadinya datang ke toko ritel, sekarang sudah bisa lewat online,” kata Rahmat, Jumat (3/11/2017).
Rahmat menjelaskan, sebenarnya tutupnya toko-toko ritel tidak hanya terjadi di Jakarta atau Indonesia saja. Beberapa negara juga mengalaminya. Misalnya di Malaysia, ada lima gerai atau supermarket besar yang harus tutup karena pergeseran pola belanja konsumen. (bud/her)