Semarang, 92.6 FM-Jawa Tengah pada 2019 mendatang, menargetkan bisa swasembada gula. Sehingga, kebutuhan gula di provinsi ini bisa terpenuhi. Terutama untuk sektor konsumsi rumah tangga.
Guna mengejar target swasembada gula di Jawa Tengah, maka diperlukan adanya revitalisasi pabrik gula yang sudah tua di provinsi ini. Karena, banyak pabrik gula di Jawa Tengah rerata mesin produksinya adalah peninggalan zaman Belanda.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah Yudhi Sancoyo mengatakan ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan, untuk bisa mewujudkan swasembada gula di Jawa Tengah. Salah satunya dengan merevitalisasi pabrik gula yang ada di provinsi ini.
Menurut Yudhi, pabrik gula yang memiliki mesin tua peninggalan Belanda menjadi penyebab petani tebu Jawa Tengah tidak sejahtera. Karena, meski produktivitas tebu cukup tinggi tidak mampu tertampung di pabrik gula.
Yudhi menjelaskan, revitalisasi pabrik gula baru di Jawa Tengah diharapkan akan bisa meningkatkan kesejahteraan petani tebu. Karena, hasil panen tebu petani bisa masuk dan diolah pabrik gula.
Pabrik gula yang akan direvitalisasi, jelas Yudhi, adalah Pabrik Gula Rendeng di Kabupaten Kudus dan Pabrik Gula Colomadu Karanganyar. Serta Pabrik Gula Pangkah di Kabupaten Tegal.
“Kementerian BUMN akan berikan pinjaman Rp1 triliun untuk tiga pabrik gula di Jawa Tengah. Kita berharap, tiga pabrik gula itu bisa menerima tebu hasil panen petani. Sehingga, dengan suntikan dana yang ada mampu memberikan kesejahteraan bagi petani tebu di wilayah tersebut,” kata Yudhi, Selasa (3/10).
Selain persoalan revitalisasi pabrik tebu yang sudah tua, lanjut mantan bupati Blora itu, persoalan lain yang menyangkut kesejahteraan petani tebu adalah soal rendemen. Di Jawa Timur, rendemen tebu sudah di angka 10 persen, sedang di Jawa Tengah baru tujuh persen.
Menurutnya, persoalan tentang rendemen tebu di Jawa Tengah harus disikapi secara serius. Sehingga, jika rendemen tebu bisa ditingkatkan maka akan berdampak positif bagi petani. Caranya, pengusaha besar atau pabrik tebu menjalin mitra dengan petani setempat. (Bud)