Semarang, 92.6 FM-Dari 261 juta warga Indonesia sudah memiliki nomor induk kependudukan (NIK), namun 1,6 juta di antaranya ganda. Sehingga, mengharuskan Kementerian Dalam Negeri bekerja ekstra keras untuk membersihkannya.
Data NIK yang diketahui ganda itu, ada beberapa faktor yang memengaruhinya. Di antaranya karena banyak warga tidak melapor ketika pindah rumah, atau ada anggota keluarganya yang meninggal dunia.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan pihaknya membersihkan 1,6 juta NIK ganda itu hingga akhir tahun ini, sehingga pada pilkada serentak tahun depan dan pemilihan legislatif (Pileg) serta pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang sudah selesai.
Menurutnya, untuk bisa mencapai target yang ditetapkan itu dibutuhkan kerja sama dari masyarakat. Terutama yang merasa sudah pindah alamat atau anggota keluarganya ada yang meninggal dunia untuk melapor ke perangkat pemerintah setempat.
Oleh karena itu, jelas Tjahjo, pihaknya akan meneliti satu per satu dan mencocokan dengan nama ibu kandung. Sebab, data yang tidak bisa dipalsukan adalah nama ibu kandung.
“Masih ada 1,6 juta warga yang datanya ganda. Data ganda itu macam-macam faktornya. Pindah alamat tidak melapor atau ada anggota keluarga yang meninggal ahli warisnya tidak melapor. Ini masyarakat harus proaktif,” kata Tjahjo ketika kunjungan kerja ke Semarang, Sabtu (30/9) kemarin.
Sementara itu, terkait dengan ketersediaan blangko e-KTP tidak ada masalah dan pemerintah siap untuk mendistribusikannya. Namun memang tidak bisa langsung dikirim, karena harus dilakukan secara bertahap setelah proses pengadaan berlangsung. Bahkan, saat ini proses pencetakan e-KTP dilakukan PT Pura dan tidak lagi dilakukan perusahaan dari luar negeri. (Bud)