Semarang, 92.6 FM-Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan wacana adanya aksi di Candi Borobudur terkait tragedi kemanusiaan yang melanda warga Rohingya di Myanmar, hendaknya tidak perlu dilakukan. Aparat kepolisian juga sudah memberi peringatan, dengan tidak akan mengeluarkan izin kegiatan aksi unjuk rasa di kawasan Candi Borobudur.
Menurut sekda, Candi Borobudur merupakan aset budaya bangsa dan bukan milik suatu golongan atau agama tertentu. Sehingga, ia meminta kepada para pendemo untuk lebih santun dan tidak menggelar aksi di seputaran cagar budaya, meski ada jarak sejauh 500 meter.
“Jangan ada provokator yang membuat suasana dan niat baik menjadi keruh. Khususnya bagi umat Islam, jangan sampai tercoreng karena terprovokasi dan menggelar aksi di Candi Borobudur,” kata Sri Puryono usai berdiskusi di Studio Mini, Selasa (5/9).
Terpisah, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Bahtiar Effendi mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa ikut menangani tragedi kemanusiaan yang berlangsung di Myanmar. Selain itu, mendesak ASEAN untuk menekan Myanmar, agar menghentikan praktik genosida terhadap etnis Rohingya.
“Kami meminta pemerintah Indonesia memertimbangkan kemungkinan disediakan sebuah kawasan, untuk menampung sementara penghuni Rohingya. Kebijakan itu pernah dilakukan ke pengungsi perang Vietnam di Pulau Galang beberapa dekade silam,” ujar Bahtiar dikutip dari siaran persnya.
Diketahui,beredar kabar jika presidium alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) wilayah Jawa Tengah, akan menggelar aksi solidaritas menyerukan perdamaian kepada Myanmar atas tindakan ketidakmanusiawiannya terhadap rakyat Rohingya. Aksi itu akan diselenggarakan di depan gerbang pintu masuk Candi Borobudur, Jumat (8/9) besok. (Bud)