Semarang, 92.6 FM-Penggunaan elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram belum banyak dipakai masyarakat, terutama kalangan pedagang kaki lima (PKL). Para PKL masih banyak yang mengonsumsi elpiji bersubsidi, yaitu tabung elpiji ukuran tiga kilogram.
Padahal, para PKL paling besar tingkat konsumsinya. Sehingga, PT Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV akan mencoba melakukan edukasi dan pendekatan kepada para PKL, agar beralih menggunakan elpiji nonsubsidi. Pernyataan itu dikatakan General Manager PT Pertamina MOR IV Ibnu Chouldum, saat menggelar gerebek PKL di pusat kuliner Simpang Lima, Senin (4/9).
Menurutnya, para PKL itu seharusnya sudah beralih dan tidak lagi menggunakan elpiji bersubsidi. Sebab, para PKL penggunaan elpijinya cukup tinggi jika dibandingkan konsumsi rumah tangga.
“Penggunaan elpiji subsidi masih tinggi di masyarakat. Ini yang akan kita tingkatkan konsumsi elpiji nonsubsidi, khususnya Bright Gas,” kata Ibnu.
Sementara, salah satu pedagang ayam penyet yang warungnya digerebek Pertamina, Samini mengaku terkejut ketika didatangi para pegawai MOR IV. Ia juga belum lama ini memakai Bright Gas 5,5 kilogram, karena gas tiga kilogram saat ini susah didapat. Namun, ia mengaku ada perbedaan pemakaian antara elpiji tiga kilogram dengan Bright Gas 5,5 kilogram.
“Kalau pakai yang tiga kilo itu maksimal sehari, dari siang sampai warung tutup. Tapi, pas ganti Bright Gas 5,5 kilogram sudah tiga hari ini belum habis,” ujarnya. (Bud)