Semarang, 92.6 FM-Kementerian Kesehatan bersama dengan sejumlah kementerian, mulai menggalakkan Gerakan Masyarakat hidup Sehat (Germas) dalam rangka mewujudkan Nusantara Sehat. Tujuannya, untuk memerbaiki kualits kesehatan masyarakat di Indonesia di seluruh pelosok daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan gerakan itu merupakan wujud nyata, dari penerapan Nawacita Presiden Joko Widodo yang dituangkan dalam instruksi presiden. Germas merupakan program lintas kementerian dan sektor, untuk mengubah gaya hidup masyarakat menuju kepada gaya hidup sehat.
Menurutnya, program Germas pada tahun ini akan difokuskan pada gerakan mendorong masyarakat mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. Sebab, meski Indonesia merupakan produsen buah-buahan dan sayuran ternyata tingkat konsumsi masyarakatnya sangat rendah.
“Tahun ini kita menekankan pada tiga hal, yaitu gerakan makan sayur dan buah-buahan. Kedua, masyarakat diminta rutin berolahraga dan rutin melakukan cek kesehatan walau tidak sakit,” kata Yulianto.
Yulianto menjelaskan, saat ini di Tanah Air tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit. Yakni, perubahan gaya hidup masyarakat yang memengaruhi pergeseran pola penyakit. Karena, pada tahun 90-an penyebab kematian terbesar adalah penyakit menular, misalnya TBC dan diare. Namun, sejak 2010 penyakit tidak menular misalnya jantung dan stroke memiliki potensi lebih besar sebagai penyebab kematian.
Muh Zen: Dinkes Harus Lebih Optimal Perbaiki Kualitas Kesehatan Masyarakat
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Muh Zen menyatakan peningkatan kualitas kesehatan diperlukan, agar masyarakat di provinsi ini sadar akan pentingnya kesehatan dirinya sendiri. Komitmennya, dengan peningkatan anggaran kesehatan yang dimiliki, baik dari pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten/kota.
Oleh karena itu, lanjut Muh Zen, dari pemerintah pusat hingga kabupaten/kota perlu ada pembagian yang jelas tentang tugas masing-masing. Sehingga, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat benar-benar optimal dan bisa dirasakan manfaatnya.
“Pemerintah tetap garda terdepan dalam perbaikan mutu dan kualitas kesehatan. Termasuk, pembenahan dengan anggaran kersehatan yang memadai serta pelibatan dari pihak ketiga,” ujarnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, problematika kesehatan sekarang ini di Jawa Tengah masih banyak yang perlu dbenahi. Misalnya persoalan tentang gizi buruk dan pengurangan angka kematian ibu dan bayi di Jawa Tengah.
Promotif Kesehatan Kepada Masyarakat Harus Terus Dipacu
Masalah kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama, sehingga banyak pihak harus ikut terlibat. Tidak hanya Dinas Kesehatan saja, tetapi juga masyarakat harus ikut terlibat.
Pengamat kesehatan masyarakat dari Universitas Diponegoro Zahroh Shaluhiyah menjelaskan, kesehatan masyarakat merupakan persoalan serius tidak hanya preventif dan kuratif saja. Sehingga, perilaku masyarakat harus diedukasi sejak dini dalam upaaya menjaga kesehatannya.
Salah satunya melalui upaya promotif kesehatan dengan menyebar sarjana-sarjana kesehatan masyarakat, dan kemudian menempatkannya di sejumlah puskesmas.
“Kalau kita bicara soal promotif kesehatan, yang pertama adalh memberdayakan masyarakat. Gerakan atau program dari pemerintah juga penting, yaitu melalui Germas. Sehingga, stakeholder ikut serta memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan,” kata Zahroh.
Zahroh menjelaskan, peran dari sarjana kesehatan masyarakat bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan promotif kesehatan masyarakat. Karena, mereka bisa ditempatkan di sejumlah puskesmas untuk memberi penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. (Bud)