Semarang, 92.6 FM-Dalam kurun waktu setahun ini, penjualan rumah di dalam negeri cenderung mengalami penurunan. Terutama, penjualan rumah melalui ajang pameran. Hingga dari waktu ke waktu, para pengembang perumahan berupaya meningkatkan penjualan rumah dengan memodifikasi dan memerbarui pameran perumahan sebelumnya.
Ketua Panitia pameran Properti Ekspo Semarang Dibya K Hidayat mengatakan, dengan perbaruan nama pameran perumahan yang ada sebelumnya diharapkan bisa meningkatkan penjualan rumah melalui pameran. Karena memang diakui, beberapa waktu terakhir ini penjualan rumah cenderung mengalami penurunan. Bahkan, tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga di Jakarta yang merupakan barometer properti di Tanah Air.
Dibya menyebut, lesunya penjualan rumah, baik melalui pameran atau langsung ke lokasi tidak lepas karena suhu politik dalam negeri. Sehingga, banyak orang yang cenderung menahan uangnya untuk membeli rumah. Celakanya, di Jawa Tengah yang mayoritas pembeli rumah adalah end user, maka juga berpengaruh pada angka backlog perumahan.
“Akhir-akhir in memang penjualan rumah di pameran belum memebuhi target. Di Jakarta juga sama, padahal pertumbuhan ekonomi sudah bagus tapi marketnya belum terbangun. Ini tidak lain karena soal pengaruh politik dalam negeri,” kata Dibya.
Dibya menjelaskan, untuk mendongkrak penjualan perumahan dari pameran, Properti Ekspo Semarang yang dibuka sejak 20-31 Juli 2017 itu diharapkan bisa menjawab kelesuan pasar properti. Karena, setidaknya ada 15 pengembang perumahan yang ikut bergabung dengan target penjualan 70 unit rumah seluruh tipe. (Bud)