Semarang, 92.6 FM-Baru-baru ini, warga Kabupaten Banyumas yang mengatasnamakan Aliansi Selamatkan Gunung Slamet, melakukan aksi unjuk rasa di pendapa kabupaten. Tuntutannya, menolak eksplorasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di lereng Gunung Slamet.
Alasan penolakan, warga khawatir terhadap kerusakan lingkungan di lereng Gunung Slamet. Sehingga, warga meminta bupati merekomendasikan pencabutan izin eksplorasi yang dikantongi PT SAE sebagai perusahaan eksplorasi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, adanya penolakan sebagian warga terhadap proyek PLTP Baturraden di lereng Gunung Slamet karena adanya kurang komunikasi antara perusahaan dengan pemda setempat kepada masyarakatnya. Oleh karena itu, perlu dibangun komunikasi yang persuasif dengan masyarakat terkait pembangunan PLTP Baturraden. Karena, sebenarnya energi panas bumi itu merupakan energi yang ramah lingkungan.
“Setahu saya, proyek panas bumi di Gunung Slamet itu sudah lama dan kemudian ditolak warga. Menurut saya, ini tinggal dievaluasi saja dan dikomunikasikan kembali dengan warga. Energi panas bumi itu kan sebenarnya paling green (ramah lingkungan),” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, di Jawa Tengah itu banyak potensi energi panas bumi yang bisa dimanfaatkan sebagai perwujudan kemandirian energi. Selain di lereng Gunung Slamet, juga ada di Guci Tegal. Oleh karena itu, energi panas bumi di Jawa Tengah harus dikembangkan dan perusahaan eksplorasi bisa melakukan pendekatan persuasif, agar tidak menimbulkan salah paham dari warga sekitar. (Bud)