Semarang, 92.6 FM-Menyikapi perkembangan situasi sekarang ini, banyak tindakan kekerasan yang terjadi. Bahkan, beberapa kasus terakhir ini, aksi terorisme mengancam dan menyerang aparat kepolisian.
Pangdam iV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan, aksi terorisme itu tidak menutup kemungkinan bisa mengarah kepada anggota TNI sebagai sasarannya. Sehingga, para komandan satuan diingatkan untuk menekankan pentingnya keamanan personel dan satuan. Di samping itu, para prajurit yang melaksanakan dinas jaga juga dituntut meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya aksi kekerasan radikalisme dan terorisme dari pihak tidak bertanggungjawab.
Tatang menjelaskan, dirinya mempunyai tiga strategi khusus yang bisa dipakai untuk menangkal dan mencegah aksi terorisme. Yakni dengan memaksimalkan satuan teritorial dan upaya deradikalisasi.
“Untuk menghadapi teror, sudah disiapkan tiga strategi. Yang pertama bagaimana bisa mendeteksi dan mencegah dini itu adalah tugas satuan teritorial, mulai kodam sampai Babinsa. Kalau untuk menghadapi aksi radikal, kita siapkan satuan khusus. Kemudian yang terakhir adalah deradikalisasi, artinya bagaimana mendekati mantan napi teroris untuk tidak lagi menjadi teroris dan bisa kembali ke masyarakat,” kata Tatang
Menurut mantan Kapuspen Mabes TNI itu, semua elemen juga dituntut ikut bergerak tidak hanya aparat kepolisian dan TNI saja. Namun demikian, jajaran TNI, khususnya Kodam IV/Diponegoro akan memaksimalkan tugas aparat intelejen di lapangan untuk mencegah terjadinya aksi terorisme dan radikalisme. (Bud)