Kerusakan Lingkungan Masif, Salah Siapa?

Semarang, Idola 92.6 FM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menyebutkan bahwa intensitas bencana di Indonesia terus mengalami kenaikan dalam 15 tahun terakhir. Tercatat sepanjang tahun 2002 terjadi 140 kejadian bencana yang mengalami peningkatan pada tahun 2006 menjadi 740 bencana. Kemudian pada tahun 2016 tercatat bencana yang terjadi meningkat berkali lipat mencapai 2.542 kali.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dari jumlah itu sebanyak 95 persen didominasi oleh bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, kekeringan hingga kebakaran hutan. Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana-bencana ini tidak sedikit. Ia mencontohkan sepanjang tahun 2015, bencana yang terjadi telah menyebabkan kerugian materiil hingga Rp221 triliun atau setara dengan 1,9 persen pendapatan nasional.

Menurut Sutopo, peningkatan jumlah bencana ini juga berbanding lurus dengan jumlah peningkatan luas wilayah yang mengalami bencana. Tren beberapa tahun terakhir muncul sejumlah daerah rawan bencana baru seperti Banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Pangkal pinang hingga Pasuruan, Jawa timur.

Sutopo menyampaikan, tren munculnya daerah bencana banjir baru ini menunjukkan meningkatnya lahan kritis dan berkembangnya permukiman serta industri ke daerah-daerah rawan. Kawasan hulu yang seharusnya menjadi zona lindung, resapan air, dan penyangga system hidrologi telah berubah menjadi pertanian, perkebunan, pertambangan dan bahkan permukiman.

Lantas siapa yang mesti bertanggung jawab terhadap semakin masifnya kerusakan lingkungan yang terjadi dalam 15 tahun terakhir? Langkah langkah apa yang mesti ditempuh agar kerusakan lingkungan yang masif ini tidak semakin meluas pada tahun-tahun mendatang?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu nanti kita akan berdiskusi bersama dengan beberapa narasumber, yakni: Arif Satria (dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB) serta Prof Sudharto P Hadi (pakar lingkungan hidup, Guru Besar Ilmu Lingkungan Undip). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya:

Ikuti Kami di Google News