Semarang, 92.6 FM-Produksi gula yang dihasilkan bisa berkualitas bagus, tidak terlepas dari kondisi lahan, cuaca normal dan proses penanaman sesuai prosedur. Sehingga, rendemen tebu yang diperoleh bisa mencapai 7,5 persen. Hanya saja, yang terjadi saat ini rendemen tebu di Jawa Tengah terus menurun seiring dengan seringnya hujan mengguyur sejumlah wilayah di provinsii ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Pekebunan Jawa Tengah Yuni Astuti mengatakan, rendemen tebu di provinsi ini lebih rendah dibandingkan Jawa Timur yang sudah mencapai 10 persen. Pada 2016 kemarin, produksi gula di Jawa Tengah mencapai 180.996 ton dan jauh berkurang dibanding 2015 yang bisa mencapai 289.46 ton.
Menurutnya, selain karena faktor hujan, beberapa faktor lainnya menyebabkan produksi gula di Jawa Tengah menurun drastis. Di antaranya, karena luasan areal tanam tebu belum sesuai target. Pemerintah menargetkan areal lahan tebu seluas 59.766 hektare, namun realisasinya hanya 44.169 hektare.
Yuni menjelaskan, sebenarnya target rendemen yang dicanangkan sebesarnya 7,4 persen, namun saat ini hanya 6,0 persen saja.
“Tebu yang mau dipanen selalu kena hujan, jadi tanamannya muda lagi dan terlalu banyak menyimpan air. Produksi tonnya di atas target, tapi rendemennya di bawah target,” jelas Yuni, kemarin.
Lebih lanjut Yuni menjelaskan, perlu ada pembinaan hubungan baik antara pabrik gula dengan petani. Sehingga, jika peralatan yang dimiliki sudah bagus, maka petani tebu juga akan memastikan kualitas tanamannya juga bagus.
Diketahui, pada 2018 mendatang Jawa Tengah akan menuju swasembada gula. Guna mendukung program itu, Pemprov Jawa Tengah berencana revitalisasi empat pabrik gula. Yaitu Pabrik Gula Mojo, Rendeng, Sragi dan Pangka. (Bud)