Kehidupan ini terdiri atas jutaan momen. Suka dan duka datang silih berganti. Ada momen momen dalam hidup yang bisa menjadi titik balik kehidupan kita. Pertanyaannya adalah, mampukah kita memanfaatkan momen itu ? Adalah novelis papan atas indonesia, Habiburrahman El Shirazy, atau akrab dipanggil kang abik, yang berhasil mengubah momen momen krusial dalam hidupnya menjadi titik balik suskesnya saat ini.
Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah novel Ayat-Ayat Cinta, yang juga telah difilmkan.
Sejak remaja, kang abik sudah aktif dalam kegiatan seni. Lepas SMA, dia berhasil mendapat bea siswa kuliah di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Selain kuliah, dia juga mempelajari karya sastra Arab. Kang Abik memang termasuk orang dengan mimpi besar. Setelah menyelesaikan S1, dia melanjutkan jenjang S2. Padahal, saat itu sudah tak ada lagi bea siswa yang dia dapatkan. Tapi,dia tak putus asa.
“Saya waktu itu tidak mungkin minta biaya dari orang tua, karena adik adik saya masih butuh biaya. Apalagi, saat itu, pelajar di mesir tak boleh sambil bekerja. Nah, untuk bisa survive, satu satunya cara adalah menulis, maka saya mulai menulis,” cerita Kang Abik.
Akhirnya, dia pun bergabung dengan sebuah tim pener jemah. Proyek perdananya saat itu, dia di minta menerjemahkan sebuah buku setebal 200 halaman dalam waktu 1 bulan. Tapi saying, hasil karyanya ditolak. Namun, dia masih di beri kesempatan kedua, dengan waktu 1 minggu. Nah, inilah saat yang menentukan baginya.
“Saya sangat bersyukur pada Alloh SWT, ketika karya saya di kesempatan kedua dinyatakan lolos,” kenang Kang Abik dengan haru.
Setelah menyelesaikan studinya di Kairo, Kang Abik kembali ke tanah air. Karir perdananya adalah sebagai guru di MAN 1 DIY. Tapi, sekali lagi, ketahanan dan ketabahan nya kembali di uji, saat dia mengalamai kecelakaan yang membuat kaki nya mengalami patah tulang sehingga dia tak bisa berjalan.
“Inilah masa masa terberat, karena saya harus berdiam diri seharian di rumah dan tidak bisa berbuat apa apa. Tapi, saya sadar, saya tak boleh terpuruk,” kata Kang abik.
Rahmat memang sering kali datang dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan juga kekecawaan. Tapi bila sabar, kita akan segera melihatnya dalam bentuk aslinya. Itu pulalah yang di rasakan Kang Abik. Mencoba bangkit setelah kecelakaan, dia justru mendapat hikmah yg luar biasa.
Novel Ayat Ayat Cinta berhasil dia selesaikan, justru saat dia dalam keadaan sakit. Bahkan, Ayat Ayat Cinta menjadi novel best seller. Dari novel itu, Kang Abik sudah memperoleh royalti lebih dari Rp 1,5 Milyar. (Doni Asyhar)