Semarang, Idola 92,6 FM-OJK mencatat, stabilitas sektor jasa keuangan pada Februari 2025 terjaga di tengah meningkatnya dinamika perekonomian baik global maupun domestik.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi global dinilai relatif stagnan, dengan inflasi di beberapa negara maju mulai menunjukkan tren penurunan. Hal itu berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) yang disampaikan secara daring, kemarin.
Mahendra menjelaskan, volatilitas pasar tetap tinggi seiring ketidakpastian kebijakan ekonomi dan geopolitik yang terus berkembang.
Semisal di Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi solid dengan aktivitas ekonomi didukung konsumsi domestik.
“Pada rapat Dewan Komisioner yang dilakukan pada 26 Februari 2025, kami mencapai suatu kesimpulan yang menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan memang tetap dapat terjaga, sekalipun tantangan perekonomian global dan juga perkembangan domestik terjadi dinamika yang penting,” kata Mahendra.
Menurut Mahendra, dari sisi geopolitik upaya penyelesaian konflik Ukraina belum menemukan titik terang sekali pun telah dilakukan berbagai pertemuan di tingkat internasional.
Bahkan, pertemuan terakhir antara Presiden Donald Trump dengan Presiden Ukraina terlihat jelas tidak mencapai kesepakatan.
“Di Tiongkok pertumbuhan ekonomi cenderung bertahan dengan CPI tercatat masih rendah sebesar 0,5 persen, dan indeks harga produsen terus mengalami kontraksi. Adapun, PMI masih di zona ekspansi, namun turun menjadi 50,1 persen di bawah ekspektasi pasar,” jelasnya.
Lebih lanjut Mahendra menjelaskan, dari sisi perekonomian nasional, inflasi cukup terkendali yang tercermin dengan inflasi Januari 0,76 persen serta inflasi inti sebesar 2,26 persen dengan menunjukkan permintaan domestik masih cukup baik.
Namun, tetap perlu mencermati indikator permintaan domestik lainnya di antaranya berlanjutnya penurunan penjualan kendaraan baik motor dan mobil serta perlambatan pertumbuhan harga dan penurunan volume penjualan rumah. (Bud)