Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah, mencatat nilai tukar petani (NTP) di provinsi ini pada Desember 2024 sebesar 112,98 persen.
Capaian tersebut, menjadi yang tertinggi di antara provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa.
Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengatakan NTP merupakan indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan, yang di dalamnya terdapat perbandingan indeks harga yang diterima dan dibayar petani serta menunjukkan daya tukar harga produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Hal itu disampaikan melalui siaran pers secara daring, pekan kemarin.
Endang menjelaskan, semakin tinggi NTP suatu daerah maka kemampuan atau daya beli petani relatif semakin tinggi.
Endang menjelaskan, urutan NTP Desember 2024 tertinggi adalah Jateng dengan 112,98, kemudian Jawa Timur dengan 111,96, lalu Jawa Barat dengan 111,71 dan kemudian Banten dengan 109,37.
Selanjutnya ada DKI Jakarta dengan 105,89, dan DI Yogyakarta dengan 104,41.
“Kita lihat bagaimana gambaran NTP di lima provinsi di Pulau Jawa. NTP Tertinggi memang masih dicapai oleh Jawa Tengah dengan 112,98. NTP Jateng pada Desember 2024 naik 0,73 persen dibanding November 2024. Kenaikan itu disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,56 persen, lebih cepat dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,82 persen,” kata Endang.
Lebih lanjut Endang menjelaskan, indeks yang diterima petani meliputi gabah, bawang merah, cabai merah, jagung dan cabai rawit.
Sementara indeks harga yang dibayar petani meliputi telur ayam ras, cabai merah, bawang merah, minyak goreng dan kacang panjang.
“Subsektor yang mengalami kenaikan adalah hortikultura sebesar 4,43 persen, perkebunan rakyat 0,49 persen, perikanan 0,33 persen dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,03 persen,” pungkasnya. (Bud)