Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana mengurangi materi pembelajaran pada setiap mata pelajaran di sekolah. Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Menengah-Mendikdasmen Abdul Mu’ti baru-baru ini. Ia menjelaskan, pengurangan materi pembelajaran ini dilakukan karena akan ada penerapan pembelajaran mendalam atau deep learning.

Mendikdasmen mengatakan, pada metode pembelajaran deep learing, siswa akan belajar secara lebih mendalam serta lebih kontekstual. Sehingga, diperlukan pengurangan materi pembelajaran di sekolah agar siswa bisa menjadi lebih fokus.

Abdul Mu’ti menambahkan, di dalam โ€™deep learningโ€™ ada pembelajaran meaningful yang kontesktual dan memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan pendalaman dari yang dia pelajari.

Sebelumnya, Mendikdasmen akan mengenalkan konsep pendekatan belajar Deep Learning ke sekolah. Pendekatan ini akan membantu siswa agar bisa belajar dengan lebih mendalam dan lebih memahami esensi tentang belajar.

Maka, pilihannya bukanlah seberapa banyak materi pembelajaran, melainkan seberapa dalam pelajarannya dikuasai–karena seperti bunyi ungkapan, “The mind is not a vessel to be filled, but a fire to be kindled,” Plutarch. (Pikiran bukanlah wadah yang harus diisi, melainkan api yang harus dinyalakan).

Lalu yang menjadi pertanyaan, apa saja pelajaran-pelajaran atau materi pembelajaran yang akan dikurangi? Apakah akan ada pelajaran yang malah harus dihilangkan?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Fajar Riza Ul Haq (Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI) dan Dr Jejen Musfah, M.A (Pengamat pendidikan/ Wasekjen PB PGRI).ย (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: