Semarang, Idola 92.6 FM – Ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng, Bali dikabarkan tidak bisa membaca dengan lancer. Padahal, kemampuan membaca seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar.

Hal itu diungkapkan Plt Kepala Disdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi. Menurutnya, jumlah siswa SMP di Kabupaten Buleleng mencapai lebih dari 34 ribu orang. Dari jumlah itu, sebanyak 155 siswa masuk dalam kategori tidak bisa membaca dan 208 siswa masuk kategori tidak lancar membaca.

Ada beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebab siswa tidak lancar membaca. Di antaranya: kurangnya motivasi, pembelajaran tidak tuntas, disleksia, disabilitas, dan kurangnya dukungan keluarga. Adapun faktor eksternal lainnya adalah efek jangka panjang pembelajaran jarak jauh, kesenjangan literasi dari jenjang SD, pemahaman keliru tentang kurikulum, kekhawatiran tenaga pendidik terhadap ancaman hukum dan stigma social hingga faktor keluarga yang menyebabkan psikologis siswa terganggu.

Lalu, apa penyebab sesungguhnya? Benarkah hal ini terkait dengan masih rendahnya kebiasaan membaca masyarakat kita? Atau ada persoalan pada sistem pendidikan kita? Bagaimana idealnya mengajarkan membaca buku sejak dini di ruang keluarga?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof Cecep Darmawan. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: