Semarang, Idola 92,6 FM-Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2024 terakselerasi dan tumbuh sebesar 4,96 persen (yoy), dengan capaian meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,93 persen (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi pengeluaran, dan sektor pertanian menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi lapangan usaha. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Jateng pada Triwulan IV 2024 masih lebih rendah dibanding nasional yang tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy).
Rahmat menjelaskan, dari sisi pengeluaran sumber pertumbuhan sisi pengeluaran terutama berasal dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya.
“Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,26 persen (yoy), sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Indeks Keyakinan Konsumen, yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi berada pada level optimis (>100) yaitu 135,77. Kinerja konsumsi rumah tangga antara lain didorong oleh peningkatan konsumsi pada perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur panjang,” kata Rahmat.
Rahmat lebih lanjut menjelaskan, konsumsi pemerintah juga membaik dari triwulan sebelumnya meskipun masih terkontraksi.
Perbaikan tersebut, sejalan dengan percepatan realisasi anggaran menjelang akhir tahun.
“Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan terutama berasal dari sektor pertanian yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Kinerja sektor pertanian meningkat seiring dengan cuaca yang lebih terkendali di akhir tahun 2024 sehingga mendorong peningkatan produksi padi dan hortikultura,” jelasnya.
Rahmat menyebut, secara keseluruhan ekonomi Jateng pada 2024 tumbuh 4,95 persen (yoy) sedikit lebih rendah dibanding 2023 sebesar 4,97 persen (yoy).
Ke depan, ekonomi Jateng diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
“Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah-langkah yang lebih strategis dan sinergi kebijakan antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia serta keterlibatan pelaku usaha dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif,” pungkasnya. (Bud)